Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Pengantin Tak Harus Tampil Seperti Puteri Raja, Coba Pakai Gaun Santai Ini

Di tangan dingin desainer mode Sapto Djojokartiko, gaun pengantin tampil simpel namun tetap bersahaja dan anggun.

Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Pengantin Tak Harus Tampil Seperti Puteri Raja, Coba Pakai Gaun Santai Ini
IST
Gaun pengantin tampil simpel namun tetap bersahaja dan anggun karya desainer mode Sapto Djojokartiko. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gaun pengantin tidaklah melulu harus tampil dalam rupa gaun puteri raja yang "wah", penuh dengan detail yang bling-bling dan siluet yang megar. Di tangan dingin desainer mode Sapto Djojokartiko, gaun pengantin tampil simpel namun tetap bersahaja dan anggun.

Seperti itulah yang Sapto tampilkan di Raffles Romances, pameran pernikahan pertama yang digelar Raffles Hotel, Jakarta, Jumat (15/5).

Menampilkan delapan tampilan gaun pengantin yang terkesan antimainstream, alumnus Esmod Paris ini mengusung tema wedding resort yang fokus pada pilihan gaun pengantin untuk resepsi pernikahan yang berkonsep lebih kasual.

"Belakangan, banyak calon pengantin menggandrungi konsep pernikahan yang santai, misalnya digelar di pantai atau lokasi outdoor lainnya. Maka, saya mencoba menjawab kebutuhan tersebut," terang Sapto.

Oleh karena itu pula, gaun yang tampil kali ini berada di bawah bendera lini pertamanya yang fokus pada busana siap pakai (ready to wear) eksklusifnya. Bukan lini Sapto Djojokartiko Bride yang memang khusus menawarkan busana pengantin.

"Saya ingin memperlihatkan bahwa busana siapa pakai juga bisa dipakai sebagai gaun pengantin," terang Sapto.

Bereferensi pada konsep tersebut, gaun-gaun pada koleksi ini hadir dalam siluet yang lebih rileks dan jauh dari kesan mengekang. Tidak ada penggunaan korset atau potongan yang menempel ketat di tubuh demi kenyamanan calon pengantin.

Berita Rekomendasi

Selain itu pemilihan bahan juga mendapat perhatian khusus. Pada koleksi ini, desainer yang berasal dari Solo, Jawa Tengah, ini mengeksplor bahan-bahan tipis seperti shiny cotton yang tipis namun tidak terlihat terlalu transparan.

"Kali ini tidak ada permainan payet, hanya bahan transparan yang embellishment renda halus. Jadi cocok digunakan di luar ruangan," kata dia.

Bahan-bahan tersebut diolahnya menjadi gaun-gaun lengan panjang berbersiluet H. Meski siluetnya simpel, kesan mewah terangkat berkat permainan motif-motif dramatis dari bahan lace tersebut. Beberapa diantaranya ada yang dipadukan dengan luaran semacam coat tipis sehingga semakin menginvusi keanggunan.

Warna busana didominasi palet netral, seperti gading, putih redup (off white), dan abu-abu kehijauan yang menyumbangkan kesan feminin dan romantis.

Sebagai pelengkap, Sapto memadukan busana tersebut dengan pilihan slippers atau selop namun tetap dalam rupa yang elegan berkat payet-payet yang menghiasinya.

Dalam proses kreatifnya, Sapto mengaku tidak mengalami kesulitan yang berarti dalam mewujudukan gaun pengantin yang simpel di tengah arus utama bahwa desain gaun pengantin harus tampil bak gaun puteri raja.

Tantangan justra datang dalam hal mengomunikasikan konsep tersebut kepada calon pengantin.

"Agak susah meyakinkan konsumen bahwa sesuatu yang sederhana juga bisa tampil memukau khusus untuk dipakai di hari bahagia," kata dia.

Menurut Sapto, gaun pengantin yang lahir dari konsep ready to wear adalah investasi yang "menguntungkan".

"Karena busana bisa dipakai untuk kesempatan lainnya, misal dipakai untuk ke gereja, resepsi pernikahan, atau acara formal lainnya," terang Sapto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas