Serunya Menerawang Masa Lalu dengan Kamera Analog
Kembali maraknya “mainan” jadul di kalangan muda Surabaya, seperti piringan hitam dan kaset, merambah pula dunia kamera.
Editor: Sugiyarto
Cewek berambut pendek ini mengatakan “seni” dari kamera analog dimulai bahkan sejak sebelum proses pengambilan gambar.
“Sejak memilih roll film, cara memasangnya di kamera hingga proses pencetakan memakan waktu yang tidak instan,” ujar mahasiswi Universitas Kristen Petra ini.
Lebih lanjut, pemilik kamera Braun SR 2000 ini menjelaskan kameraan alog memiliki kelebihan dan kekurangan dibanding kamera digital.
“Kelebihan dari kamera analoga dalah warna gambar yang dihasilkan lebih tajam dibanding kamera digital".
"Kelemahannya, kita harus meluangkan waktu ekstra dan kehati-hatian untuk mempersiapkan kamera dan mengambil gambar".
"Jangan pernah membiarkan roll film terkena cahaya terang secara langsung karena dapat membuat roll film rusak, istilahnya roll film tersebut “terbakar”,” jelasnya.
Dibba pun pernah merasakan pahitnya roll filmnya "terbakar".
"Pada saat itu, namanya pemula, ngga tau cara memasang roll film di kamera, akhirnya terkena cahaya matahari berlebihan dan "terbakar" semua framenya. Akibatnya, ya itu, ngga bisa dipakai lagi rollnya, dibuang deh," kenangnya.
Untuk mengetahui lebih detail mengenai seluk beluk kamera analog, Surya pun menemui Lasmono, seorang ahli servis kamera analog. Pak Las, sapaan akrabnya, telah berkutat dengan dunia fotografi sejak tahun 1979.
“Iyabenar, kamera analog memangunggul dalam kualitas warna gambar yang dihasilkan,” ujar bapak berumur 58 tahun ini.
Lebihlanjut, Pak Las menjelaskan kamera analog terdiri dari beberapa jenis, seperti large format, medium format, rangefinder, slr, dan pocket.
“Akhir-akhir ini yang lagi ngetren adalah kamera pocket, yang awalnya hadir tahun 1980-an. Kalau seperti punya saya ini, adalah jenis large format, warisan dari kakek saya dari tahun 1940-an,” ujarnya sembari menunjukkan kamera berukuran besar tersebut.
Dengan kamera itu pula Pak Las sempat mengabadikan foto dari penyanyi lawas Surabaya, Gombloh.
“Jadi pada sekitar tahun 1980-an saya memiliki sebuah studio foto di daerah Genteng. Tiba-tiba saja suatu hari Gombloh datang untuk keperluan foto KTP-nya,” kenangnya.
Sebagai seorang ahli, ia pun berbagi tips mengenai cara merawat kamera analog beserta roll film.
“Untuk body kamera, usahakan simpan di tempat kering, kalau perlu ditaruh di box, untuk menjaga kelembapan agar lensa tidak berjamur. Lalu untuk roll film, sebelum digunakan dapat ditaruh di dalam kulkas agar kualitas roll film terjaga,” tutupnya.