Mau Ngopi Gayo Gratis di Jakarta? Datang saja ke Paviliun Aceh di TMII 17-24 April
Mau merasakan nikmatnya kopi Gayo dan minuman cokelat khas Pidie Kaya, Aceh secara gratis di Jakarta?
Editor: Yulis Sulistyawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mau merasakan nikmatnya kopi Gayo dan minuman cokelat khas Pidie Kaya, Aceh secara gratis di Jakarta?
Datang saja ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada tanggal 17-24 April 2016 ini. Tepatnya di Paviliun Aceh yang berbentuk Masjid Raya Baiturrahman.
Dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-14 TMII, Jakarta, Pemerintah Aceh menggratiskan minuman kopi Gayo dan Cokelat asal Pidie Jaya bagi siapa pun yang datang ke TMII pada tanggal tersebut.
Acara pembukaan HUT TMII telah dilakukan pada 17 April lalu di TMII.
Seusai pembukaan acara, Sekda Aceh Dermawan langsung menjamu kopi Gayo kepada Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri, Soedarmo di arena pameran, Paviliun Aceh, Gedung Sasana Krya, Taman Mini, Jakarta.
Kopi Arabika Gayo yang diseduh barista Win Noto Gayo, dihidangkan menggunakan talam terbuat dari giok Nagan.
Dua penghidang, pria dan wanita, mengenakan pakaian adat Aceh.
“Ini Kopi Arabika Gayo. Diminum dengan gula aren,” kata Sekda seraya mempersilakan Dirjen Soedarmo dan pimpinan Taman Mini menyeruput suguhan kopi Gayo. Potongan gula aren disediakan terpisah. Di Gayo cara minum kopi seperti itu dinamakan “kupi kertub.”
Dirjen Soedarmo tampak menikmati seduhan kopi Gayo.
Kepadanya juga disuguhi minuman cokelat panas yang berasal dari Pidie Jaya.
Paviliun Aceh pada pameran HUT Taman Mini tersebut dibangun berbentuk Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Paviliun Aceh menyediakan ruang VIP yang dilengkapi beberapa sofa.
Paviliun Aceh juga menyediakan ruang pameran yang diisi 23 kabupaten/kota di Aceh.
Sekda Dermawan hadir didampingi Kepala Dinas Perindustrian M Arifin, Kepala Biro Ekonomi, Raudi, Kepala Kantor Penghubung Pemerintah Aceh, Badri Ismail dan sejumlah panitia Aceh lainnya.
Pemerintah Aceh dalam HUT TMII tahun ini bertindak sebagai pendukung utama atau tuan rumah.
Selain menampilkan aneka produk unggulan dan kuliner, Pemerintah Aceh juga mempersembahkan pertunjukan tari kolosal Ratoeh Jaroe yang dimainkan 6.600 penari, pertunjukan sendratari Laksamana Keumalahayati, menyediakan baju seragam dan lain-lain.
Diperkirakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Aceh mengalokasi anggaran lebih Rp 5 miliar.
Untuk pameran kuliner pada acara itu, Ikatan Keluarga Nagan Raya (IKNR) Jakarta yang mewakili Aceh. Aneka penganan tradisional Aceh dipamerkan, seperti bhoi, kekarah, ade panggang, putu, dan bungong kaye.
Sabaruddin dari IKNR mengatakan, banyak lagi makanan Aceh yang harus diperkenalkan kepada publik. “Dengan demikian, kekayaan budaya Aceh semakin terkuak ke permukaan,” kata Sabaruddin.(Serambi Indonesia/fikar W Eda)