Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Kartini Masa Kartini Ala Pengemudi Taksi

Tanpa rasa malu, para supir taksi itu tidak hanya memiliki keterampilan ‎mengemudikan kendaraannya secara mahir.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Kartini Masa Kartini Ala Pengemudi Taksi
HO/-
Vice President Teknik Bintarti A Yulianto menyerahkan bunga kepada pengemudi perempuan saat memperingati hari Kartini di Jakarta, Selasa (21/4/2015). Di hari kartini, Blue Bird menyelenggarakan program Kartini Masa Kini yang diikuti seluruh pengemudi Blue Bird se-Jabodetabek hingga jajaran manajemen yang semuanya perempuan. Selain memberikan penghargaan kepada kaum perempuan, Blue Bird juga melibatkan para pelanggan di mana bagi mereka yang beruntung mendapatkan pengemudi perempuan pada Hari Kartini akan mendapatkan bingkisan menarik serta voucher Prepaid untuk pembayaran taksi senilai 50.000 rupiah. TRIBUNNEWS/HO 

TRIBUNNEWS.COM - "Habis gelap terbitlah terang‎" mungkin itu yang teringat dibenak bangsa Indonesia atas jasa RA Kartini untuk emansipasi wanita.

Kini, cita-cita beliau agar wanita bisa bersaing dengan kaum laki-laki tergambar dari sosok para pengemudi taksi Blue Bird.

Tanpa rasa malu, para supir taksi itu tidak hanya memiliki keterampilan ‎mengemudikan kendaraannya secara mahir.

Melainkan, mereka juga memiliki keahlian berkomunikasi dalam berbagai bahasa untuk meningkatkan pelayanan terhadap para pelanggan.

Dyah WR (45), pengemudi wanita Silver Bird sejak tahun 2012 lalu bergabung dengan taksi yang identik dengan warna biru muda.

Jatuh dari usahanya, ibu dari dua orang anak itu akhirnya bangkit dari keterpurukan.

Dia memilih untuk menjadi pengemudi Taksi Blue Bird agar bisa membantu keuangan keluarganya.

BERITA REKOMENDASI

"Waktu itu saya bangkrut dari usaha. Kemudian, teman ada yang ngajakin menjadi pengemudi bus Transjakarta. Namun, saya lebih memilih menjadi pengemudi Blue Bird karena lebih enak ada uang hariannya," kata wanita berambut sebahu itu, Kamis (21/4/2016).

Setiap harinya, dia mengangkut penumpang yang bisa dibilang menengah ke atas.

Segala suka dan duka selalu dilalui oleh Dyah saat menjadi pengemudi taksi. Namun, dia hadapi semuanya itu dengan senyum.

"‎Dukanya itu pernah diomelin customer karena ngga tau jalan. Kalau senangnya kadang dikasih tips. Penumpang Silver Bird kebanyakan orang asing. Jadi dikasih tips Dollar dan Poundsterling," tutur dia.

Kini dia memiliki keahlian bahasa yaitu Inggris dan Jepang. Karena kebanyakan pelanggan adalah selalu mengajak berkomunikasi dengan pengemudi. Alhasil, dengan pelayanan yang baik membuat customer menjadi nyaman.

"Kita wanita Kartini masa kini. Wanita tidak kalah dengan kaum lak-laki. Karena bisa membantu ekonomi keluarga," tutur dia.

Bahkan, saking mendapatkan banyak kelebihan dari Blue Bird, dia mengajak puteri pertamanya, Novaria Agita Sari (23) untuk menjadi pengemudi taksi Blue Bird.

Bermodalkan hobi menyetir mobil, Agita sekarang setiap hari menjadi pengemudi taksi biru itu.

"Ngga malulah. Itu tadi emansipasi wanita. Karena saya orangnya cuek. Kadang penumpang nanya kenapa jadi pengemudi terus saya bilang hobi menjadi driver dan jalan-jalan. Kenapa harus malu karena niat baik saja," tutur dia.

Dia berharap para wanita muda saat ini jangan hanya berada di dapur. Karena banyak hal yang bisa dilakukan di luar dapur. ‎

"Wanita harus lebih berpikir maju. Ibu RT jangan di rumah saja karena punya skill lagi. Apalagi bisa membantu suami menjadi nilai lebih," tuturnya.

Dalam memperingati Hari Kartini, ‎ PT Blue Bird Tbk menyelenggarakan program ‘Kartini Masa Kini!’. diikuti oleh seluruh pengemudi taksi perempuan di Jabodetabek hingga jajaran manajemen, dan istri-istri pengemudi yang tergabung dalam program pemberdayaan perempuan bernama ‘Kartini Blue Bird’ yang didirikan pada 6 November 2014, sebagai wujud penghargaan atas upaya kaum perempuan Indonesia, khususnya istri-istri para pengemudi yang menjadi ujung tombak perusahaan.

Program Kartini Blue Bird bergerak di bidang pendidikan dan keterampilan, khusus untuk istri pengemudi, bertujuan agar mereka memiliki penghasilan tambahan sendiri untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Pada awalnya program ini memiliki 2 kelas, yaitu kelas tata boga dan menjahit dengan 300 peserta. Seiring perjalanan waktu pada tahun 2015 berkembang menjadi 3 kelas untuk kelas bedding dan souvenir. Saat ini jumlah peserta sekitar 750 peserta.

‎Sejalan dengan itu, cakupan wailayahnya juga diperluas di berbagai titik di sekitar Jabodetabek, yakni Bekasi, Kelapa Gading, Cijantung, Kalibata dan Bali. Selanjutnya, akan dibuka di daerah Japos. Pengembangan lainnya, di tahun 2016 ini, Kartini Blue Bird membuat program UKM untuk memberikan kesempatan bagi para alumni yang ingin berwirausaha.

Program UKM ini para peserta diberikan bimbingan bagaimana cara memulai bisnis, marketing hingga berbisnis online. Selain itu, peserta UKM pun akan menerima bantuan modal usaha setelah menyelesaikan program bimbingan UKM. Saat ini Kartini Blue Bird sudah memiliki sekitar 750 peserta dan 5 UKM.(bin)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas