Ragam Tipe Atasan di Kantor: Dari Si Politikus Hingga Sang Drama Queen
Seperti apa sajakah tipe-tipe kepemimpinan yang ada di perusahaan? Bagaimana menghadapinya?
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Dalam dunia bisnis, peran pemimpin yang adil dan bijaksana amat penting.
Idealnya, pemimpin yang bijaksana yang mampu menjaga keseimbangan, antara pemenuhan hak karyawan, juga bisa memenuhi tuntutan perusahaan.
Namun, pada kenyataannya di berbagai perusahaan masih banyak pimpinan yang kurang mengenakkan, bahkan cenderung mengajak perusahaan menuju kehancuran.
Sebagai pegawai, yang bisa kita lakukan adalah menghadapinya. Seperti apa sajakah tipe-tipe kepemimpinan yang ada di perusahaan? Bagaimana menghadapinya?
Si Pengganggu
Tipe seperti ini cenderung kasar dan mabuk kekuasaan.
Si pengganggu ini, entah mengapa senang mempermalukan Anda di depan orang lain, seperti klien atau rekan kerja, hanya untuk menunjukkan bahwa kedudukan dia lebih tinggi.
Kadang untuk menunjukkan kehebatannya, ia senang mengancam Anda akan memecat Anda, meskipun kesalahan Anda kecil.
Menghadapi atasan seperti ini bisa jadi sebuah tantangan yang sulit. Trik yang bisa Anda lakukan hanyalah dengan mencoba "terbang rendah", tak terlalu menonjolkan diri, tetapi usahakan untuk mendapatkan perhatian dari atasan yang lebih tinggi dari si pengganggu tadi.
Cari mentor atau atasan yang lebih tinggi dari si pengganggu untuk menjaga Anda, sekaligus menjadi tameng Anda dari si pengganggu.
Si Mikromanajer
Tipe yang seperti ini senang menganalisa setiap jengkal tindak-tanduk Anda, bahkan sekecil apa pun.
Jika Anda tipe orang yang bisa mengambil hikmah, tindakan si atasan bisa dijadikan dorongan untuk bekerja lebih giat, disiplin, dan rajin.
Namun, jika Anda tipe orang yang amat menghargai kebebasan, wah, bisa jadi runyam. Jika ingin menghadapi atasan semacam ini, penting untuk Anda tidak terlihat ingin mengambil kekuasaan si atasan.
Biasanya tipe kepemimpinan mikromanajer adalah tipe orang yang insecure, maka amat penting untuk terus memberikan dia informasi mengenai kegiatan Anda.
Dengan melakukan hal ini, Anda memberikan semacam ilusi sebuah kontrol kepada si atasan tanpa membuat Anda tak bebas bergerak (Anda masih punya kebebasan untuk berotonomi).