Temu Penyintas Se-Indonesia Diadakan YKPI
Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) mengadakan temu penyintas kanker payudara se-Indonesia, Sabtu (1/10), menyambut bulan kanker payudara sedunia
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) mengadakan temu penyintas kanker payudara se-Indonesia, Sabtu (1/10), menyambut bulan kanker payudara sedunia.
Dalam acara yang diadakan di Mercure Convention Center Ancol, acara tersebut turut memecahkan rekor nasional dan dunia dengan jumlah peserta penyintas kanker payudara terbanyak, yaitu sebanyak 700 peserta.
Dalam sambutan yang diberikannya, Linda Gumelar selaku ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia mengaku sempat pesimis dengan jumlah peserta yang ditargetkan yaitu sebanyak 400 orang.
“Tahun lalu kami diundang dokter Aryo Djatmiko, Kepala Rumah Sakit Onkologi Surabaya, beliau mengadakan suatu kegiatan di Surabaya yang bisa menghadirkan banyak survivors kanker payudara dan setelah itu kami bertanya apakah kami boleh mengadakan di Jakarta, dan hal itu didukung oleh beliau,” ujar Linda Gumelar
“Dan sejak enam bulan yang lalu kami berusaha untuk bagaimana mengumpulkan teman-teman semua dan kita memberanikan untuk me-launching acara ini. Waktu itu kami bertanya ‘dok 400 atau 300 (peserta) bisa tidak dok?’ dan dokter percaya bisa mencapai 400 peserta dari seluruh Indonesia. Dan ternyata akhirnya kita kewalahan, lebih dari 400 yang hadir dan sekarang mencapai 663 penyintas yang hadir dan kami sempat menutup pendaftaran karena takut membludak,” papar istri Agum Gumelar dalam sambutannya.
Dalam acara tersebut hadir pula sejumlah publik figur yang menjadi duta YKPI dan turut meramaikan kegiatan, diantaranya Dhini Aminarti, Ririn Dwi Ariyanti, Raline Shah, Taufik Hidayat, dan Rossa yang menghibur penyintas dengan beberapa tembang lagu. Raline yang hari itu harus terbang ke Abu Dhabi menyempatkan bertemu penyintas kanker payudara.
“Sebenarnya fungsi saya disini dan kedatangan saya disini adalah sebagai pemberi semangat saja karena acara ini untuk penyintas kanker payudara se-Indonesia dari YKPI. Sejauh ini saya membantu YKPI untuk menggalang dana dengan mendesain pin untuk dijual dan hasil penjualannya untuk memberikan mamografi gratis untuk perempuan-perempuan di Jabodetabek dan luar Jabodetabek karena tidak semua rumah sakit memiliki mesin mamografi,” ujar Raline yang sudah lima tahun menjadi duta breast cancer awareness.
Ririn dan Dhini yang hadir sebagai duta Pita Pink – YKPI mengutarakan bahwa acara ini bisa menjadi pengingat tidak hanya bagi wanita saja tapi juga para pria agar tetap waspada dan saling peduli untuk menjaga kesehatan.
“Acara ini patut sering diadakan karena mengingat mereka para survivor, mereka butuh sesuatu untuk menghibur diri mereka sendiri selain diri mereka sendiri dan keluarganya karena mereka dapat bertemu survivors lain, bikin mereka lebih happy sehingga mereka bisa melupakan apa yang sedang mereka alami,” kata Dhini Aminarti.
Ririn menambahkan bahwa support mental juga menjadi hal penting yang dapat diberikan kepada para penyintas kanker payudara bahwa penyakit yang mereka alami bukan akhir dari kehidupan mereka. Ia juga melihat persaudaraan dan dukungan sesama penyintas yang tercipta dalam acara dapat menguatkan satu sama lain dalam acara temu penyintas dengan tag line ‘Saling Jaga Saling Peduli’.
“Mereka merasa punya keluarga besar yang mengerti keadaan mereka dengan kekeluargaan yang lebih erat karena mereka satu perjuangan. Mungkin bagi mereka tidak harus berbicara banyak tapi bisa saling mengerti situasi satu sama lain dan yang lebih dikeluarkan disini yaitu support mental itu sendiri.
Atas penyelenggaraan ini, YKPI mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai “Temu Penyitas Kanker Payudara Terbanyak” yang langsung diberikan oleh pendiri MURI, Jaya Suprana kepada Linda Agum Gumelar selaku ketua YKPI dan Rima Melati selaku Pembina YKPI.
Menurut Linda Agum Gumelar selaku Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia: Kanker Payudara tetap menjadi penyakit yang meresahkan masyarakat, bahkan sudah merambah ke tingkat yang lebih mengkhawatirkan dimana tidak hanya wanita saja yang bisa terkena penyakit ini, tetapi pria juga bisa terkena begitu juga anak usia 15 tahun sudah ada yang terkena. Dengan kondisi yang sangat memprihatinkan ini, kami sebagai mitra pemerintah dalam menyebarkan kepedulian terhadap kanker payudara ini harus semakin aktif merangkul berbagai pihak untuk waspada akan bahaya kanker payudara.
Dengan berbagai kegiatan yang dilakukan YKPI dalam bulan peduli kanker payudara internasional ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat akan pentingnya kesadaran akan bahaya kanker payudara melalui deteksi dini dan juga pentingnya dukungan dari keluarga dan sahabat pasien untuk menghadapi kanker payudara.
YKPI juga mempunyai wadah bagi para survivors dan warriors yang bernama PitaPink Survivors dan Warriors (PPSW) untuk mereka bisa saling tukar menukar pengalaman dan saling support.
Untuk mencegah kanker payudara sedini mungkin, YKPI dan para dokter Onkologi kerap melakukan kampanye untuk para perempuan melakukan SADARI, yaitu PERIKSA PAYUDARA SENDIRI yang harus dilakukan oleh setiap perempuan sebulan sekali, karena 80% benjolan di payudara dapat diketahui oleh perempuan tersebut. Salah satu faktor dominan pengendali angka kematian akibat kanker payudara adalah deteksi dini. Benjolan atau keluhan pada payudara harus diwaspadai sebagai gejala kanker payudara dan segera periksakan ke dokter. 1 dari 2 pasien kanker payudara meninggal karena telad ditangani. Sekitar 98% pasien akan bertahan hidup lebih dari lima tahun bila kanker terdeteksi dini dan diobati secara medis.
Kanker Payudara bisa datang kepada perempuan mana saja, bisa perempuan yang masih remaja (telah haid), hingga yang sudah usia lanjut (diatas 70 tahun), perempuan yang menikah dan punya anak, bisa juga pada perempuan yang tidak menikah dan juga bisa laki-laki