‘No More Ransom’ Senjata Terbaru Kepolisian 13 Negara Dalam Memerangi Ransomware
Lebih dari 2.500 korban berhasil mengenkripsi data-data mereka dan lebih dari satu juta dolar yang berhasil diselamatkan, berkat inisiatif global ini.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lebih dari 2.500 korban berhasil mengenkripsi data-data mereka dan lebih dari satu juta dolar yang berhasil diselamatkan, berkat inisiatif global ini.
Hanya berjarak tiga bulan setelah peluncuran proyek No More Ransom, lembaga penegak hukum dari 13 negara memutuskan untuk bergabung dengan pihak swasta untuk bersama-sama melawan ransomware.
Negara yang baru-baru ini memutuskan untuk bergabung diantaranya Bosnia dan Herzegovina, Bulgaria, Kolombia, Prancis, Hungaria, Irlandia, Italia, Latvia, Lithuania, Portugal, Spanyol, Swiss dan Inggris.
Diharapkan akan semakin banyak lembaga penegak hukum dan organisasi di sektor swasta yang ikut bergabung dalam program ini dalam beberapa bulan mendatang.
Kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan ketersediaan alat dekripsi yang tersedia secara gratis, membantu lebih banyak korban untuk mendekripsi perangkat mereka sehingga dapat membuka data-data mereka, serta memukul balik penjahat siber melalui cara yang paling menyakitkan dengan cara memutuskan sumber pendapatan mereka.
Adapun tujuan dari proyek ini mendapat dukungan penuh dari Eurojust dan Eropean Commission, sebagai bentuk kekhawatiran Uni Eropa terhadap ancaman ransomware.
No More Ransom diluncurkan perdana pada 25 Juli 2016, oleh Dutch National Police, Europol, Intel Security dan Kaspersky Lab, memperkenalkan bentuk kerjasama terbaru antara penegak hukum dan sektor swasta untuk melawan ransomware[[1]] secara bersama-sama.
Tujuan dari portal online www.nomoreransom.org adalah menyediakan sumber daya yang bermanfaat bagi korban ransomware. Pengguna dapat menemukan informasi tentang apa itu ransomware, cara kerjanya dan, yang paling penting, bagaimana melindungi diri mereka sendiri.
Selama dua bulan pertama, lebih dari 2.500 orang telah berhasil mendekripsi data-data mereka tanpa harus membayar uang tebusan, menggunakan alat dekripsi utama pada platform (CoinVault, Wildfire dan Naungan). Hal ini menyebabkan kerugian, mencapai US$ 1 juta, bagi penjahat cyber dari hasil uang tebusan para korban.
Dengan semakin banyaknya lembaga penegak hukum bersama mitra dari sektor swasta lainnya bekerja sama, maka akan semakin banyak pula alat dekripsi yang dapat dibuat dan tersedia. Saat ini, sudah ada lima alat dekripsi yang tersedia di website.
Sejak peluncuran portal pada bulan Juli, telah ada penambahan WildfireDecryptor beserta dua alat dekripsi yang diperbarui yaitu RannohDecryptor (diperbarui dengan decryptor untuk ransomware MarsJoke alias Polyglot) dan RakhniDecryptor (diperbarui dengan Chimera).
"Europol berkomitmen penuh untuk mendukung pengembangan program No More Ransom di Uni Eropa dan internasional untuk menghadapi ransomware secara efektif dan terpadu," kata Steven Wilson, Head of European Cybercrime Centre.
Meskipun tantangan terus meningkat, inisiatif yang muncul dijelaskan Steven Wilson menunjukkan bahwa pendekatan yang terkoordinasi oleh penegak hukum Uni Eropa yang mencakup semua mitra yang relevan dapat menciptakan keberhasilan yang signifikan dalam memerangi kejahatan jenis ini, dengan berfokus pada pencegahan dan meningkatkan kesadaran.
"Saya yakin bahwa portal online ini akan terus berkembang dalam bulan-bulan berikutnya. Seluruh jajaran kepolisian terus di dorong untuk turut bergabung untuk memerangi ancaman ransomware," tuturnya.