Snow City Singapura Buka Program Snow Academy
Akademi tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada warga khususnya dari Asia Tenggara yang tidak memiliki salju justru akrab dengan salju
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA- TIGA tahun usai ditutup, Snow City Singapura kembali menggelar program Snow academy. Ini adalah program yang menawarkan program pelatihan dasar (basic training) hingga mencapai level dua dan tiga untuk skiing dan snow boarding.
General Manager Snow City, Norazani Shaiddin, mengakui kualitas salju yang belum bagus tiga tahun sebelumnya kini telah di-up grade kualitasnya menggunakan teknologi dari Perancis.
"Jadi dengan adanya teknologi yang baru ini dengan kualitas snow (salju) yang lebih baik, maka snow academy ini dimulakan lagi," kata Norazani, Jurong, Singapura, Jumat (2/12/2016).
Menurut Norazani, Snow Academy memiliki tiga pelatih dan sebagai pelatih kepala adalah Emeline Tan. Emeline adalah instruktor bersertifikat CSIA level 2. Dia belajar di Kanada, Jepang hingga Korea.
Akademi tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada warga khususnya dari Asia Tenggara yang tidak memiliki salju justru akrab dengan salju yang berada di iklim sub tropis tersebut.
"Tujuan snow academy ini untuk memberikan kesempatan bagi siapa yang ingin mengunjungi negara winter yang ingin coba bermain skiing atau snow boarding supaya mereka tidak merasa kayak canggung datang ke tempat orang itu tanpa tahu gimana peralatannya," ungkap Norazani.
Di Singapura sendiri, kata Norazani, snow academy mendapat sambutan yang sangat luas. Sebanyak 4.500 orang sudah mendaftar. Norazani berharap minat pendaftar di Singapura menjalar hingga ke negara-negara di Asia Tenggara tak terkecuali Indonesia.
Norazani mengungkapkan ada banyak peralatan khusus dalam bermain skiing atau snow boarding termasuk sepatunya. Memakai sepatu dan cara berdiri harus dipelajari secara baik agar tidak jatuh dan bisa meluncur mulus di atas salju dan tentu saja untuk keselamatan.
"Kalau boleh warga Indonesia yang ingin mengunjungi negara salju atau bermain ski bagi yang belum pernah datang lah ke snow city. Ambil basic course-nya supaya mereka bisa pergi dan kayak profesional," kata Norzani.
Program tersebut memang terkesan dikhususkan kepada anak muda, apalagi kata Norazani, kurikulum pendidikan sekarang sudah memasukkan program pendidikan olah raga.
Sehingga, lanjut Norazani, anak-anak muda di negara tropis seperti Asia Tenggara memiliki gaya hidup baru sebagai pemain ski dan snow boarding. Tentu ini terdengar unik mengingat negara-negara tersebut hanya memiliki musim hujan dan kemarau.
"Paketnya ya 45 Dollar (Singapura) per orang untuk satu jam. Ini sudah lengkap dengan peralatannya sekali," tukas Norazani seraya menambahkan usia minimal yang bisa mengikuti snow academy adalah tujuh tahun.
Snow City kini memproduksi 10 ton salju setiap minggu untuk mereplika salju asli sebagaimana yang digunakan untuk para pemain skiing dan snow boarding. Snow City yang berjarak sekitar 37 menit dari Bandara Internasional Changi memiliki luas keseluruhan 3.000 meter persegi.