Pengantin Bergaun Bungkus Kemasan Dapat Hadiah Bulan Madu, Kaget Tujuh Keliling!
Raut muka Pawit Wahono (28) dan Eni Rahmawati (21) langsung merona bingung saat diberikan kado bulan madu dan boleh memilih sendiri tujuan bulan madu
TRIBUNNEWS.COM – Raut muka Pawit Wahono (28) dan Eni Rahmawati (21) langsung merona bingung saat diberikan kado bulan madu dan boleh memilih sendiri tujuan bulan madunya.
Lelaki yang tinggal di sebuah dusun Dusun Mendingin Desa Gentansari, Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara, Jawa Tengah inipun tak tinggal diam. Ia melihat banyak bungkus Kapal Api di lingkungannya dan langsung tergerak menyulap bungkus kemasan itu jadi bagian dari hiasan pernikahannya.
Melihat kreativitas yang dihasilkan Pawit, perusahaan kopi itupun memberikan apresiasi berupa kado bulan madu kepada pasangan ini. Raut muka Pawit dan istrinya, Eni Rahmawati (21) langsung merona bingung saat ditanya ke mana mereka ingin berbulan madu.
Eni beberapa kali menutup mulut untuk menyembunyikan tawa harunya. Kedua mempelai itu mendadak salah tingkah sambil berpandangan mesra. Anehnya, jawaban Pawit begitu polos.
“Saya bulan madu di sini saja.“
Sang istri pun menurut saja akan keputusan Pawit, meski ia terlihat menyembunyikan keinginannya. Jawaban polos pasangan yang sempat heboh karena memakai gaun pengantin dari bungkus kemasan ini, sontak mengundang gelak tawa dari teman-teman pemuda karang taruna lingkungannya.
Karang Taruna Pelita Mas inilah yang membantu Pawit dan Eni membuat dekorasi bermodalkan bungkus kemasan.
"Saya sebenarnya tidak ingin kemana-mana, bulan madu di rumah saja, tapi istri saya katanya ingin sekali lihat Bali. Saya ingin menyenangkan istri," kata Pawit, usai menerima hadiah bulan madu di rumahnya.
Jawaban itu cukup melegakan hingga disambut dengan sorak gembira. Pasangan ini akhirnya tak mampu merahasiakan kebahagiaannya setelah mendapat kejutan indah itu. Ia sontak membopong istrinya dan meminta kawannya untuk mengabadikan momentum bahagia itu.
Pawit mengaku tak menyangka bakal mendapatkan kejutan bulan madu yang spesial. Pun tak pernah terbayang bagi pasangan itu bisa berbulan madu ke tempat yang selama ini hanya terlintas di mimpi. Paling tidak, Pawit dapat memenuhi keinginan istrinya yang barangkali susah terwujud jika tak ada kejutan ini.
"Saya paling jauh rekreasi ke Yogyakarta. Ke Bali belum pernah," kenangnya.
Pawit mengaku tak berniat mencari sensasi atau pujian dari resepsi perkawinannya yang bernuansa bungkus kemasan, 1 Januari 2018 lalu. Inisiatif ini muncul karena ia tak mampu menjangkau biaya sewa dekorasi yang mahal.
Pawit yang sehari-hari hanya bekerja sebagai buruh pabrik kayu ini akhirnya memutuskan membuat dekorasi sendiri dengan bantuan pemuda Karang Taruna Pelita Mas, yang selama ini membina keterampilan mengolah bungkus kemasan menjadi kerajinan yang kreatif.
Di sisi lain, ia dan kawan-kawan mudanya punya misi mulia di balik itu. Yakni mengampanyekan pemanfaatan bungkus kemasan kepada masyarakat agar bermanfaat bagi lingkungan.
Pemakaian kemasan inipun diakuinya berawal dari ketidaksengajaan karena para pemuda di kampung itu paling suka meminum kopi saat asyik mengobrol, sehingga bungkus kemasan ini paling banyak terkumpul di tempatnya.
Apresiasi kopi Kapal Api terhadap kelompok kreatif yang mengolah bungkus kemasan jadi barang bernilai sudah berjalan sedari dulu. Pihak perusahaan bahkan telah memiliki beberapa kelompok binaan di beberapa daerah di Indonesia. Satu diantaranya adalah kelompok binaan di Jawa Timur, yang telah berhasil mengembangkan produk kerajinan dari bungkus kemasan kopi.
Menurut Ferdinand Tan, selaku manajer perusahaan tersebut, produk kreatif berbahan bungkus kemasan memiliki prospek yang bagus.
Kreasi fashion berbahan bungkus kemasan menjadi tren masyarakat saat ini. Selain menarik, unik, dan bermanfaat untuk kelestarian lingkungan, apresiasi terhadap karya kreatif ini dapat menjadi sumber peningkatan ekonomi masyarakat yang sudah mulai fokus menjalani industri kreatif tersebut.
"Kelompok dampingan kami yang sudah berhasil bahkan sering kebanjiran pesanan dan hasilnya sudah dikirim ke luar negeri. Kami bukan hanya membina untuk meningkatkan mutu produk kerajinan, namun juga membantu memasarkannya, " jelas Ferdinand.
Sebagai salah satu pemimpin pasar kopi terbesar di Indonesia, pihaknya terus berupaya untuk mengampanyekan serta mengedukasi masyarakat agar sadar dalam mengolah bungkus kemasan dan menjadikannya lebih berguna untuk masyarakat itu sendiri.
Jika masyarakat kreatif, kemasan tersebut bisa disulap jadi produk karya seni bernilai tinggi dan menjadi sumber penghasilan warga.
Penulis: Dana Delani / Editor: Choirul Arifin