Komunitas Seni Teater 'Gelap Terang' Angkat Makna Kebhinnekaan Indonesia
Kalangan seniman muda tersebut, lebih memilih melaksanakan pertunjukan seni, sambil menyampaikan pesan-pesan moral tentang kebhinnekaan.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Komunitas seni teater "Gelap Terang" dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menggelar pertunjukan teater berjudul "Malu Malu Mau" di Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI).
Pertunjukkan ini mengangkat soal kebhinekaan agar dipahami oleh seluruh bangsa dan harus dipertahankan sekuat tenaga.
Mahbub Kurtubi selaku sutradara, dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, menyampaikan, pertunjukan teater ini diselenggarakan sebagai refleksi keprihatinan kalangan generasi muda pecinta seni dan budaya, terhadap kondisi bangsa saat ini.
Khususnya terkait kondisi yang semakin memanas akibat adanya upaya memecah belah kebhinnekaan.
"Padahal sejak dulu kita sudah hidup damai dalam keragaman, dan selama ini tidak masalah bahkan kita saling menghormati satu sama lain," kata Kurtubi dalam siaran persnya, Selasa (27/2).
Selain sebagai wujud keprihatinan, pertunjukan teater ini dilaksanakan sebagai sumbangsih kalangan seniman, dalam upaya menyadarkan masyarakat akan indahnya hidup damai dalam nilai keberagaman, yang selama ini telah menjadi pemersatu bangsa.
"Sebagai seniman dan budayawan, kami tidak mau kalah dengan teman-teman lainnya, untuk ikut berpartisipasi dalam rangka memberantas nilai-nilai yg mengancam kebhinnekaan bangsa," tambah Kurtubi.
Meski upaya yang dilakukan oleh seniman muda tersebut berbeda dibandingkan dengan generasi muda lainnya, yang berupaya mengangkat kebhinnekaan melalui diskusi, seminar atau forum resmi lainnya.
Kalangan seniman muda tersebut, lebih memilih melaksanakan pertunjukan seni, dengan lakon dan dialog spontan, serta dibumbui humor-humor segar yang memancing tawa penonton, sambil menyampaikan pesan-pesan moral tentang kebhinnekaan.
Dengan demikian penonton yang mayoritas berasal dari kalangan generasi muda, dapat menerima pesan tersebut dengan santai dan lebih membumi.
"Teman-teman generasi muda biasanya lebih bisa menerima pesan - pesan moral dengan cara santai dan rileks, inilah yang coba kita manfaatkan,"lanjut Kurtubi.
Pada akhirnya Kurtubi berharap, pesan moral yang disampaikan oleh kalangan seniman kepada masyarakat, mampu diserap secara utuh oleh masyarakat.
Sehingga dapat menjadi bahan renungan, tentang pentingnya menjaga nilai keberagaman masyarakat yang menjadi dasar kehidupan bangsa Indonesia dalam lingkup Bhinmeka Tunggal Ika.
"Mudah-mudahan lewat pertunjukan ini masyarakat kembali rukun, damai dan saling menghormati satu sama lain," kata Kurtubi menutup wawancaranya.