Terungkap, Ini yang Menyebabkan Makanan Pedas Menjadi Favorit Banyak Orang!
Untuk sebagian besar masyarakat Indonesia, makanan pedas seolah tak bisa dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari.
Editor: Sugiyarto
Seperti yang kita tahu, mengonsumsi makanan pedas sering kali membuat kita berkeringat.
Keringat ini mungkin membantu kita untuk mendinginkan diri di daerah yang panas.
Efek pendinginan eveporatif (penguapan) yang terjadi saat kita berkeringat berguna untuk menjaga keseimbangan tubuh.
Namun dalam iklim yang sangat lembap, tidak masalah seberapa banyak Anda berkeringat, penguapan tidak akan mendinginkan Anda.
Itu karena udara sudah terlalu banyak air di udara.
Hal tersebut dibuktikan oleh sebuah penelitian yang dilakukan dengan membandingkan minuman yang diminum seusai berolahraga.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa minum air panas setelah berolahraga membantu orang mendinginkan badan lebih banyak dibanding orang yang minum air dingin.
Tapi hal ini dengan catatan hanya terjadi saat kelembapan udara rendah.
Peran Budaya Pedas tak bisa dipungkiri menimbulkan sensasi rasa baru dalam makanan.
Apalagi jika sensasi ini didapat dari berbagai jenis rempah yang beragam.
Sayangnya, keragaman rasa ini di Eropa sekitar tahun 1.600-an dipandang sebagai sesuatu yang tak beradab, seperti yang ditulis oleh Maanvi Singh dalam bukunya The Salt.
Orang Eropa pada saat itu mengubah standar makanan mewah pada yang berfokus dengan esensi paling murni dari bahan dasarnya.
Peran budaya inilah yang menentukan bagaimana suatu masyarakat merespon rasa makanan, termasuk pedas.
Seperti kebanyakan hewan, manusia menggunakan rasa sebagai cara untuk menentukan apa yang aman untuk dimakan.