Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Derita Gangguan Mental, Pria Ini Habiskan 10 Tahun Lebih di Ruang Isolasi, Kaki Tangannya Dirantai

Wang Zhiqiang (41) telah menghabiskan lebih dari 10 tahun waktunya berada di sebuah ruangan kecil dengan kaki dan tangannya terantai.

Penulis: Pravitri Retno W
zoom-in Derita Gangguan Mental, Pria Ini Habiskan 10 Tahun Lebih di Ruang Isolasi, Kaki Tangannya Dirantai
Next Shark
Wang Zhiqiang 

TRIBUNNEWS.COM -- Pria asal Cina, Wang Zhiqiang (41), telah menghabiskan lebih dari 10 tahun waktunya berada di sebuah ruangan kecil dengan kaki dan tangannya terantai.

Wang Zhiqiang sengaja diletakkan dan dirantai dalam ruang kecil yang terpisah dari rumah utamanya lantaran menderita gangguan mental.

Dilansir Tribunnews dari Next Shark, Sabtu (31/3/2018), Zhiqiang terlahir sebagai tunanetra dan tunawicara.

Ia dilaporkan ditempatkan di sebuah ruang isolasi dekat rumah keluarganya di daerah Denfeng, Provinsi Henan, Cina setelah ia mulai mengalami masalah psikologis.

Saat masih kecil, Zhiqiang sempat dikirim ke sekolah asrama untuk anak-anak berkebutuhan khusus.

Selama di sekolah, Zhiqiang termasuk golongan anak yang cerdas.

Sayangnya, karena terus menerus diganggu saat berada di luar sekolah, Zhiqiang menderita trauma luar biasa.

BERITA TERKAIT

Ia menunjukkan tanda-tanda masalah gangguan mental yang parah dan membahayakan orang lain.

"Dia tidak bisa pergi ke sekolah lagi. Kondisinya semakin memburuk ketika tinggal di rumah," ujar Yue Rong (77), ibu Wang Zhiqiang.

Karena tak memiliki banyak uang, kedua orangtuanya mengambil keputusan sulit untuk membuat Zhiqiang supaya tetap terkendali dan tidak membahayakan orang lain.

"Zhiqiang sudah mencapai titik di mana ia menyerang penduduk desa lainnya. Aku tidak punya pilihan lain selain mengikat dan menguncinya di kamar. Dia sudah seperti itu lebih dari 10 tahun," jelas Rong.

Ketika sang suami meninggal, Rong terpaksa merantai Zhiqiang di sebuah bangunan kecil di dekat rumahnya.

"Ketika ayahnya masih hidup, ayahnyalah yang merawat Zhiqiang. Tapi, ketika ayahnya meninggal 12 tahun lalu, aku tidak bisa menanganinya sendiri," tutur Rong.

Saudara Zhiqiang, Wang Shufen (50), mengungkapkan kesedihannya melihat kondisi sang adik.

"Aku berharap akulah yang dibelenggu dan dia bisa bebas," kata Shufen.

"Kalian belum pernah melihat saat dia masih sehat, ketika dia memohon pada keluargaku untuk membiarkannya keluar," lanjutnya.

Shufen sering menangis saat harus memeriksa rantai yang mengikat Zhiqiang.

Selama berada di ruang isolasi, Zhiqiang minum air dari sebuah mangkuk logam dan memakan makanannya sambil duduk di lantai.

Sebenarnya, keluarga Zhiqiang sudah menerima subsidi bulanan dari pemerintah setempat.

Namun,subsidi tersebut belum cukup untuk membawa Zhiqiang ke rumah sakit jiwa.

Sekretaris desa tempat Zhiqiang tinggal, Ding Yanfang, telah membuat permohonan untuk membantu mengumpulkan dana yang cukup supaya pria berusia 41 tahun tersebut bisa mendapatkan perawatan yang ia butuhkan.

"Ketika Zhiqiang masih kecil, dia adalah anak laki-laki yang pintar," kata Yanfang.

"Namun, saat dia kembali dari sekolah, ia mengalami gangguan mental. Hanya sedikit yang bisa kami lakukan dan itu sangat memilukan," tutupnya.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas