Bawa Batik di UNESCO Paris, Ini Unggulan Oscar Lawalata, Edward Hutabarat dan Denny Wirawan
Sebanyak 24 looks akan ditampilkan tiga desainer yang sudah acap kali mengangkat kain Indonesia di pameran Internasional UNESCO, 'Batik for The World'
Penulis: Ria anatasia
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga desainer fesyen Indonesia, Oscar Lawalata, Edward Hutabarat dan Denny Wirawan akan menampilkan batik Indonesia di pameran Internasional UNESCO, 'Batik for The World' di Head Quarter Paris, 6-12 Juni 2018 mendatang.
Sebanyak 24 looks akan ditampilkan tiga desainer yang sudah acap kali mengangkat kain Indonesia sebagai material utama dalam rancangannya.
Oscar Lawalata mempersembahkan batik dari lima daerah di Jawa Timur, yakni Madura, Sidoarjo, Kediri, Trenggalek dan Tuban.
![Oscar Lawalata di Galeri Karya Indonesia, Jakarta, Selasa (8/5/2018).](http://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/oscar-lawalata_20180508_134441.jpg)
Kain batik tersebut akan diolah Oscar menjadi busana ready to wear dengan potongan cocktail, mengusung konsep summer yang ceria dipadukan dengan pilihan warna cerah.
"Juni kan summer jadi mood kita cocokan, warna kita olah ada embroidery, bajunya ready to wear dan praktis. Karena challengenya harus batiknya yang dilihat bukan bahan baku baju. Jadi maunya simpel tapi orang perlu lihat kainnya," kata Oscar saat konferensi pers di Galeri Karya Indonesia, Jakarta, Selasa, (8/5/2018).
Sementara itu, Edward Hutabarat yang akrab disapa Edo membawa batik dari daerah pesisiran Mega Mendung dan Sawunggaling. Ia membuat rancangan baju pengantin dengan desai fun dan unik.
"Saya (menampilkan) wedding gown. Tapi saat pengantin wanita ketika bilang 'Yes, I do' depannya laut. Jadi ingin memberi pesan hidup jangan ribet. Nanti dilengkapi topi dari Timor, Karang asam, jadi harus simpel. Feels like summer is everyday," ujar desainer senior itu.
Denny Wirawan akan mengusung keindahan dan keunikan batik Kudus melalui koleksi sebelumnya Wedari. Ia kebagian untuk merancang busana malam dengan konsep chic dan glamore.
"Kita memang masing-masing bedakan konsepnya. Motif-motif yang dibawa dari seri Wedari/Ningrat untuk busana malam yang glamore dengan look yang lebih modern," terangnya.
Selain pagelaran busana, acara ini juga akan menunjukan pameran warisan budaya Indonesia, sejarah batik, proses pembuatan batik serta koleksi batik dari masa ke masa.
Ada juga workshop dan talkshow bersama ahli batik sebagai pembicara. Pengunjung pun dapat belajar cara membuat batik dengan para pengrajin profesional.
"Agar bangsa dunia tahu dan mengerti. Kita bawa hasil batik dari setiap daerah sehingga mereka menghargai dari prosesnya. Jadi mereka nanti bisa terlibat untuk mencoba. Dari situ agar Internasional tahu batik juga luxury product Indonesia," kata Oscar.