Designer Cilik Akeyla, Ramaikan Gelaran Festival Payung Indonesia 2018 Borobudur
Designer Cilik Akey Lanaraya Alyandina, biasa disapa Akeyla, designer kelahiran, Jakarta,4 februari 2010
Penulis: FX Ismanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fx Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Designer Cilik Akey Lanaraya Alyandina, biasa disapa Akeyla, designer kelahiran, Jakarta, 4 februari 2010 putri dari Ibunda Akeyla Ina Raya, ikut meramaian ajang "Festival Payung Indonesia 2018" atau FPI 2018, yang akan digelar selama tiga hari dari tanggal 7-9 September 2018, di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah,
Kapan mulai tertarik dengan dunia fashion, designer Cilik Akeyla, yang debut designernya terlihat sebagai fashion designer sejak usia 5 tahun ini, dimana tahun lalu designer cilik ini mengikuti gelaran Fashion Show di "Festival Indonesia Moscow 2017".
"Aku mulai mendesain sejak usia aku 5 tahun, awalnya melihat ibu sedang menggambar desain baju aku ikut-ikut gambar, " aku gadis cilik didampingi Ibunda Akeyla Ina Raya kepada Tribunnews.com , Minggu (2/9/2018) di Jakarta.
Sedang di ajang "Festival Payung Indonesia 2018" ini, Akeyla yang hadir sebagai designer undangan, akan menampilkan 17 karya-karya terbaiknya dengan mengusung kearifan lokal kain batik DKI Jakarta dengan tema "RAIN OUT" yang bercerita tentang keceriaan remaja dan anak-anak yang sedang bermain hujan dan berpayung ria.
Akeyla yang bercita-cita menjadi designer profesional ini, sudah puluhan kali tampil di fashion show, baik di dalam negeri maupun di luar negeri dan memang kebanyakan mengangkat tema kain lokal atau Wastra Nusantara.
Selain tampil di gelaran "Festival Payung Indonesia 2018" bulan September ini, Akeyla juga akan tampil di "Lamongan Moslem Fashion Carnaval" yang kembali akan mengangkat kearifan lokal daerah setempat, yaitu "Batik Lamongan dan Tenun Lamongan", " pungkas Ibunda Akeyla Ina Raya.
"Festival Payung Indonesia 2018" mempertemukan perajin payung, seniman, pekerja seni dan komunitas kreatif untuk melestarikan payung tradisional Indonesia dan mengeksplorasi tradisi payung Indonesia hingga batas terjauhnya dengan melibatkan partisipasi beragam masyarakat.
Selama tiga hari pengunjung akan dimanjakan dengan berbagai ragam tradisi payung dari pelosok tanah air. Mulai dari Jepara, Banyumas, Tasikmalaya, Tegal, Kendal, Malang, dan Juwiring (Klaten).
Para perancang busana hingga beragam grup tari, musik, fashion dan komunitas kreatif dari Lumajang, Padang, Makassar, Banjarbaru (Kalsel), Bengkulu, Lampung Utara, Sumba Timur, Bali, Malang, Surabaya, Solo, Jakarta, Yogyakarta juga dipastikan ikut berpartisipasi dalam membuat acara ini semakin meriah.