Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Siasati Balita Picky Eater dengan Cara Beri Susu Itu Tindakan Salah Kaprah

Biasanya kondisi picky eater disebabkan kurangnya variasi makanan anak.

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Siasati Balita Picky Eater dengan Cara Beri Susu Itu Tindakan Salah Kaprah
picky eater 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak orangtua yang salah kaprah menyiasati picky eater dengan memberikan susu sebagai solusi padahal susu sebetulnya hanya sebagai pelengkap.

Prof Dr dr Rini Sekartini, SpA(K) mengatakan,  susu merupakan salah satu asupan makanan untuk anak pada masa bayi, terutama 6 bulan pertama ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan utama bayi.

"Setelah 6 bulan, ditambahkan MP ASI  (Makanan Pendamping ASI) sebagai pelengkap karena kebutuhan anak meningkat. Setelah 1 tahun anak dapat diberikan makanan keluarga, berupa nasi lauk pauk, sayur dan buah plus susu sebagai pelengkap," tuturnya.

Picky eater atau anak mau mengonsumsi berbagai jenis makanan baik yang sudah maupun yang belum dikenalnya tapi menolak mengonsumsi dalam jumlah yang cukup.

Baca: Maruf Amin Sebut Esemka Bakal Diproduksi Massal, Pemerhati Otomotif: Agak Aneh, Tiba-tiba Surprise

Perlu diketahui bahwa susu memang kaya gizi, tapi kandungan zat besi di dalamnya biasanya kurang optimal.

"Dalam 1000 cc susu hanya mengandung 0,5-2 mg zat besi, sedangkan bayi 1 tahun saja butuh 6 g zat besi setiap hari," tuturnya.

Itulah mengapa sebaiknya orang tua tidak hanya mengandalkan susu untuk memenuhi kecukupan gizi anak. Berikan makanan seimbang yang kaya nutrisi, termasuk kecukupan zat besi di setiap usia.

Baca: Terkunci Dalam Mobil, Seorang Balita 3,5 Tahun Meninggal Dunia

Berita Rekomendasi

“Pada usia balita, kebutuhan susu sekitar 500-600 cc per hari. Selebihnya, anak harus makan. Jadi, susu tidak dapat menggantikan makanan yang harus dikonsumsi anak,” kata Rini.

Biasanya kondisi picky eater disebabkan kurangnya variasi makanan anak.

Anak tidak boleh memilih makanan yang disukai, suasana di rumah tidak menyenangkan, kurang perhatian orangtua, atau contoh yang kurang baik dari orangtua.

Psikolog anak Tari Sanjojo, Psi  menyarankan orangtua untuk tidak panik menghadapi gejala picky eater, namun juga tidak boleh menganggap sepele gejala picky eater.

Picky eater bila tidak diatasi dengan tepat dapat menyebabkan anak menjadi malas makan dan pada kelanjutannya menyebabkan anak menjadi cepat lesu, tidak bersemangat, kurang konsentrasi, bahkan sakit. Kondisi ini sangat mengganggu aktivitas fisik anak.

Seharusnya anak bersemangat mengeksplorasi banyak hal agar tumbuh sehat dan cerdas. Picky eater juga bisa menyebabkan anak terasingkan dari pergaulannya karena ia pilih-pilih makan.

“Pergaulan sering melibatkan makanan atau aktivitas makan bersama. Sayang kalau anak susah makan, nanti dia jadi malas bergaul dengan teman-temannya hanya karena tidak suka makanan yang disajikan,” ungkap Tari.

Baca: 300 Siswa SD dan SMP Ikuti Lomba Makan Telur serta Minum Susu

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas