Budaya Melukis Memudar, Komunitas Indonesia Tersenyum Gelar Lomba Pelukis Jalanan
"imajinasi tentang Indonesia dan beraneka kehidupannya dapat disampaikan lewat lukisan," katanya.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pesatnya teknologi secara langsung mempengaruhi minat melukis masyarakat. Pudarnya budaya melukis pun berimbas pada menurunnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian budaya.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Komunitas Indonesia Tersenyum (KIT), Ivan Andy Darmawan menjadi alasan utama pihaknya bersama Hasta Mahardika Soehartonesia menggelar pameran lukisan sekaligus lomba lukis bagi para pelukis jalanan di Aula Para Kusumo, lantai 2 Gedung Granadi Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan pada Senin (11/3/2019).
Pameran yang berlangsung selama tiga hari, yakni mulai dari tanggapan 11 hingga 14 Maret 2019 itu diungkapkannya turut membuka sesi belajar melukis bersama pelukis nasional, Syumidjo.
Sesi belajar yang dibuka oleh Titiek Soeharto dan Nur Asia Uno itu katanya gratis dan terbuka bagi masyarakat umum.
Sebab, lanjutnya, imajinasi tentang Indonesia dan beraneka kehidupannya dapat disampaikan lewat lukisan.
"Lukisan adalah salah satu wujud budaya Indonesia yang perlu dilestarikan, lukisan adalah potret bangsa dalam kanvas, yang dituangkan melalui torehan kuas, pasta dan codetan pisau palet oleh para pelukis dari sederetan pelukis jalanan hingga pelukis Indonesia yang telah mendunia," ungkap Ivan dalam keterangan tertulis, Senin (11/3/2019).
Dalam kesempatan tersebut, Ivan menyebutkan pameran lukisan bertajuk 'Membangun Kembali Kejayaan Indonesia' itu memamerkan sejumlah karya dari pelukis kenamaan nasional, antara lain Syumidjo EST, Toto Sunu, Indira Ratna, Averos Dahlan dan Edi Markas.
Mereka memamerkan sejumlah karya indah, seperti potret kebangsawanan hingga kemiskinan warga Ibu Kota, gagahnya nelayan yang bertarung menaklukkan lautan sampai hamparan padi padi keemasan yang bersaing dengan gedung tinggi dan pabrik megah.
Dalam goresannya, para pelukis pun bercerita tentang gemulainya penari Jawa sampai dengan sepak terjang kawanan kuda serta auman sang raja hutan.
"Kebangkitan Indonesia, kira-kira itu yang menjadi proyeksi masa depan," imbuh Ivan.
Ditemui bersamaan, Ketua Umum Hasta Mahardika Soehartonesia, Giyanto Hadi Prayitno berharap Industri kreatif Indonesia, termasuk seni lukis nasional dapat berjaya di dunia sekaligus menjadi salah satu roda penggerak ekonomi nasional menuju Indonesia Adil dan Makmur.
"Semoga dengan adanya Pameran ini, dapat menjadikan kebudayaan, khususnya lukisan sebagai salah satu penggiat ekonomi kreatif yang dapat menyumbangkan devisa bagi negara, yang akan membuat Indonesia berjaya dan tersenyum kembali," ungkapnya.