Kencan dengan Pacar Baru, Bukan Berarti Anda Move On dari Mantan
Setiap orang mengalami proses yang berbeda untuk "sembuh" dari patah hati. Dan dibutuhkan waktu berbeda pula untuk move on.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Setiap orang mengalami proses yang berbeda untuk "sembuh" dari patah hati.
Oleh karena itu, dibutuhkan waktu yang berbeda pula bagi setiap orang untuk siap move on, dan membuka hati kembali untuk orang baru.
Jadi, tak ada yang mampu menentukan batasan waktunya. Ini memang hal yang wajar, apalagi jika momen putus cinta itu baru saja terjadi.
Sebagian dari kita mungkin tak bisa menerima kenyataan jika orang yang dulu mengisi hati tak lagi menemani. Bahkan, kita kerap berpikir untuk menyusun rencana agar sang mantan kembali ke dalam pelukan.
Menurut ahli terapi kencan, Dr Fary brown, saat seseorang menerima kenyataan hubungan asmaranya telah berakhir, itu adalah salah satu indikasi jika dia sudah siap untuk move on.
Setelah orang itu memahami kenyataan tersebut, dia lalu bisa berdamai dengan keadaan dan berhenti untuk memikirkan, atau melakukan suatu hal agar sang mantan kembali ke pelukan.
Baca: 6 Cara Berlibur Ini Bisa Sembuhkan Patah Hati, Cobalah Solo Traveling hingga Nikmati Kuliner
Dia bisa fokus untuk melakukan hal lain, termasuk membuka hati. Ada tanda lain yang menunjukan kesiapan diri seseorang untuk move on.
Pada awal-awal momen putus cinta, hal yang wajar jika pikiran terpaku pada mantan atau hubungan sebelumnya. Namun, pikiran itu lambat laun akan menghilang.
Menurut Borwn, orang yang patah hati itu akan mulai berpikir lebih banyak tentang kehidupan diri sendiri, tanpa bayang-bayang mantan kekasih.
"Muncul harapan bahwa memang ada kehidupan lebih baik setelah berpisah," ucapnya.
Jadi, jika seseorang bersemangat melakukan perjalanan dengan teman baru, memikirkan langkah untuk peningkatan karier, atau menghabiskan waktu untuk mencoba hobi baru, itu bisa menunjukkan bahwa dia siap move on.
Selain itu, jika dia merasa telah mendapatkan perspektif baru tentang perpisahan yang dialami, itu bisa berarti dia pun sudah mampu mengatasinya.
"Kamu mengerti mengapa segala sesuatunya tidak berhasil, dan kamu siap untuk kembali bersosialisasi," kata Brown.
Namun, perlu diingat, siap move on tidak selalu menandakan kesiapan diri untuk mencari pasangan baru. Bertentangan dengan kepercayaan populer, kembali berkencan dengan orang baru bukan berarti kita sudah siap move on.
Memang menjadi hak orang yang sembuh dari patah hati untuk kembali mencari pasangan baru. Tetapi, hal itu tak ada kaitannya dengan kesiapan diri untuk bangkit dari patah hati.
Namun, jika memang terasa ada cukup waktu dan ruang, sejak putus cinta untuk memahami mengapa hubungan berakhir, itu adalah pertanda baik.
Mungkin sulit untuk mengetahuinya saat berada di masa-masa awal putus cinta, emosi yang kuat dapat mengaburkan penilaian dan kemampuan berpikir secara rasional.
Saat sudah siap untuk move on, maka "si patah hati" mungkin akan memiliki pandangan yang lebih seimbang tentang apa yang salah dalam hubungan sebelumnya.
Pemahaman itu akan sangat membantu saat menjalin hubungan baru. Nah, jika memang rasa siap untuk move on sudah muncul, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menfasilitasi proses itu.
Pertama, Brown menyarankan untuk tidak mengikuti semua akun sosial media mantan kekasih. Ada yang mungkin berpikir melihat unggahan mantan tidak akan memengaruhi, tetapi risikonya jauh lebih besar daripada manfaatnya.
Melihat sekilas foto mantan dengan kekasih barunya, atau bahkan hanya melihat wajahnya, mungkin hanya meninggalkan rasa sakit mendalam.
Hal ini juga bisa merusak semua usaha untuk bangkit dari patah hati. Jadi, sebaiknya "bermain aman" daripada menyesal di kemudian hari.
Untuk mengisi waktu luang, Brown merekomendasikan untuk menghabiskan sebagian waktu bersama keluarga dan teman-teman yang mampu memberi dukungan.
atah hati memang perlu pengalihan pikiran dari sakitnya putus cinta. Tapi, sesekali membicarakannya juga membantu untuk segera move on.
Brown juga menyarankan hal bermanfaat seperti mengikuti sesi yoga saat akhir pekan, menonton konser musik dengan teman, atau menikmati makanan favorit.
Ini adalah hal-hal yang akan mengingatkan bahwa berbahagia bisa dicapai meskipun tak lagi bersama si dia. Selain itu, Brown juga menyarankan untuk menuliskan perasaan pada buku atau kertas karena ini sangat membantu untuk melupakan masa lalu.
"Fokus tidak hanya pada apa yang tidak berfungsi, tetapi juga apa yang kita inginkan dalam hubungan di masa depan, di mana segala sesuatunya bekerja lebih ideal," kata dia.
Menurut dia, memiliki visi positif untuk masa depan sangat membantu untuk mewujudkannya. Brown menekankan pentingnya mencintai diri sendiri.
Ia menyarankan untuk meluangkan waktu yang membuat bahagia. Misalnya, bersepeda, memasak, memanjakan diri dengan spa, atau berkumpul dengan sahabat.
Jika butuh waktu lama untuk melupakan mantan kekasih, Brown menyarankan untuk berkonsultasi dengan seorang terapis yang dapat membantu menavigasi kesedihan.
Tak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk move on, harus disadari semua ini bukan sesuatu yang bisa dipaksakan.(*)
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Punya Pacar Baru Bukan Berarti "Move On" dari Mantan