Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Dynand Fariz, Penggagas Jember Fashion Carnaval Telah Tiada, Keinginannya Ini Belum Tercapai

Dynand Fariz, tokoh kreatif penggagas Jember Fashion Carnaval (JFC) meninggal dunia dalam usia 55 tahun. Ada satu keinginan yang belum kesampaian.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Dynand Fariz, Penggagas Jember Fashion Carnaval Telah Tiada, Keinginannya Ini Belum Tercapai
Ist
Dynand Fariz tutup usia 

Perjalanan Dynand Fariz Dari Kota Kecil Menembus Fashion Internasional
Tahun ini, JFC mengambil tema 'Tribal Grandeur', sebuah tema yang mengisahkan kejayaan suku-suku terkenal di dunia, termasuk di Indonesia.

Suku yang diangkat melalui tema Tribal Grandeur antara lain Zulu, Viking, Karen, Minahasa, juga Mongol.

Menurut David, Tribal Grandeur juga mewakili kejayaan seorang Dynand Fariz membawa sebuah karnaval fesyen dari sebuah kota kecil ke kancah nasional bahkan internasional.

JFC kini menjadi pagelaran karnaval terbaik di Indonesia, dan menjadi ikon karnaval.

JFC juga menjadi kalender event wisata di Kementerian Pariwisata RI.

Kejayaan Dynand Fariz juga bisa dilihat dari sejumlah busana rancangannya yang meraih sejumlah penghargaan.

Salah satunya, rancangannya The Chronicle of Borobudur memenangi penghargaan Best National Costume di ajang Miss Universe tahun 2014.

Berita Rekomendasi

Fariz juga menjadi konsultan karnaval tematik di sejumlah daerah di Indonesia, seperti Batik Solo Carnival.

"Mas Fariz merupakan orang yang menggerakan beberapa karnaval di Indonesia, salah satunya melalui Asosiasi Karnaval Indonesia, di mana Mas Fariz jadi keduanya dan saya sebagai Sekjennya," imbuh David.

Meskipun sudah meninggal dunia, orang yang terlibat di JFC tetap akan meneruskan JFC tersebut.

David dan manajemen JFC melihat JFC sebagai warisn Dynand Fariz. Fariz berkeinginan supaya JFC terus ada dan berjalan.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Puteri Indonesia, Putri K Wardani (kiri) Puteri Indonesia Lingkungan 2014, Elfin Pertiwi (tengah) dan Desainer, Dynand Fariz saat konferensi pers terkait Elfin pertiwi Raih Top 10 dan Best National Costume Miss International 2014 di Gedung Graha Mustika Ratu, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (14/11/2014). Prestasi yang dicapai Elfin merupakan pencapaian terbesar selama Yayasan Puteri Indonesia (YPI) mengirimkan wakilnya ke ajang Miss International. TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Ketua Dewan Pembina Yayasan Puteri Indonesia, Putri K Wardani (kiri) Puteri Indonesia Lingkungan 2014, Elfin Pertiwi (tengah) dan Desainer, Dynand Fariz saat konferensi pers terkait Elfin pertiwi Raih Top 10 dan Best National Costume Miss International 2014 di Gedung Graha Mustika Ratu, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (14/11/2014). Prestasi yang dicapai Elfin merupakan pencapaian terbesar selama Yayasan Puteri Indonesia (YPI) mengirimkan wakilnya ke ajang Miss International. TRIBUNNEWS/JEPRIMA (Tribunnews/JEPRIMA)

"Karenanya semalam itu Mas Fariz sudah membagi pekerjaan. Kaget juga sebenarnya. Kami semua sudah diberi masing-masing pekerjaan yang harus dijalankan dan JFC harus terus berjalan," tegasnya.

David menambahkan, soal keinginan Dynand Fariz yang belum tercapai yakni Museum Karnaval di Kabupaten Jember.

Fariz bercita-cita, Jember memiliki sebuah museum yang nantinya memajang aneka kostum karnaval yang pernah ditampilkan oleh JFC dan karnaval di kota lain di Indonesia.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jatim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas