Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Batita Sudah Saatnya Dikenalkan Proses Kompetisi Sejak Dini, Ajarkan Konsep Menang dan Kalah Biasa

Sejak kecil atau kisarana anak berumur tiga tahun anak sudah bisa diajarkan mengenai kalah dan menang.

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Batita Sudah Saatnya Dikenalkan Proses Kompetisi Sejak Dini, Ajarkan Konsep Menang dan Kalah Biasa
Tribunnews.com/Willy Widianto
Lomba makan kerupuk anak-anak di Perumahan BCD Cilebut, dalam rangka peringati HUT Ke-73 Kemerdekaan RI 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Sejak kecil atau kisarana anak berumur tiga tahun anak sudah bisa diajarkan mengenai kalah dan menang.

Psikolog Anak, Chitra Annisya menjelaskan dengan mengajarkan kalah dan menang misalnya perlombaan yang dilakukan adik dan kakak di rumah maka anak akan siap berkompetisi saat diluar rumah.

“Anak menang terus juga bukan berarti baik, anak perlu mengalami kekalahan dan kemenangan sehingga dia tahu bahwa dunia itu terkadang seperti itu kompetisi,” ungkap Chitra saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (23/4/2019).

Chitra menyebutkan saat anak sedang berkompetisi biarkan anak mengerahkan segala kemampuannya, dan jika memang anak kalah katakan kepada si anak dan berikan pengertian.

Saat anak kalah orangtua juga disarankan tidak memberikan hukuman atau ejekan yang akan membawa pengaruh buruk bagi kondisi psikologis anak.

Bahkan Chitra merekomendasikan agar orangtua juga memberikan hadiah jika anaknya kalah untuk menghargai usaha yang dilakukan anak.

Berita Rekomendasi

“Jadi gak cuma anak menang kita kasih reward terhadap usaha yang dia lakukan orangtua perlu diinisiasikan juga, supaya anak juga lebih mengenal kalah dan menang,” tutur Chitra.

Kemudian orangtua juga diminta tidak merespon secara berlebihan ketika anak mendapat piala karena menang perlombaan.

Karena yang sebaiknya diharagai adalah usaha si anak bukan pialanya, sehingga menumbuhkan keinginan untuk terus beruasaha keras bukan mementingkan hasil.

Maka jangan sampai orangtua berbohong membuat piala sendiri hanya agar si anak merasa menang, karena nantinya anak akan sulit menerima kekalahan.

“Kalau dibikin piala anak sudah tk keatas bukan positif, bahwa goal-nya kita jangan berikan pujian berlebihan ketika anak mendapatkan piala, lebih ke arah anak sudah berusaha sekuat tenaga,” pungkas Chitra.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas