Bagaimana Menjadikan Anak Disiplin Tanpa Harus Marah dan Main Tangan?
Orang tua pengin anaknya hidup disiplin. Maka, biasanya mereka membiasakan banyak hal kepada anak sejak kecil untuk menjadi seperti itu.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Orang tua pengin anaknya hidup disiplin. Maka, biasanya mereka membiasakan banyak hal kepada anak sejak kecil untuk menjadi seperti itu.
Anak yang disiplin biasanya mandiri, cerdas, pandai mengatur waktu, dan lainnya. Yang jadi soal, mendisiplinkan anak bukan perkara mudah.
Betapa banyak orangtua yang merasa sudah mendisiplinkan anak, tapi hasilnya berujung pada kekecewaan.
Anak tetap tak taat aturan, senang mengulur-ulur waktu, dan sebagainya.
Bahkan, ada sebagian orangtua yang teriak, marah-marah, bahkan memberikan hukuman keras dengan harapan anaknya bisa disiplin.
Baca: Maya Septha Pantang Labeli Buah Hatinya sebagai Anak Nakal
Apakah hal itu berhasil? Boleh jadi kelihatannya iya, tapi kenyataannya dalam jangka panjang, semua itu hanya memberikan dampak jangka pendek.
Anak disiplin karena takut dengan orangtua atau hukuman yang diberikan, bukan karena disiplin itu perlu dilakukan untuk kebaikan anak.
Baca: Raffi Ahmad Totalitas Dalam Kerja, Vicky Prasetyo Sarankan Istirahat
Bila Kamu mengalami kesulitan dalam mendisiplinkan anak, mengapa tidak mencoba 8 langkah mudah disiplinkan anak berikut ini:
1. Jangan sekali-kali menggunakan kekerasan, baik yang menimbulkan luka maupun yang tidak seperti memukul pantat anak, menampar, mencubit, mengguncangkan badan, dan lain-lain.
Juga tak boleh menyerang secara verbal terhadap anak sehingga menimbulkan bahaya psikologis, seperti memaki anak dengan kata-kata yang tidak pantas, memanggil anak dengan nama panggilan negatif, memberikan label buruk, dan lain-lain.
2. Hindari penerapan disiplin berupa penarikan kasih sayang seperti berbagai bentuk pengabaian, mengisolasi, menunjukkan rasa tidak suka pada anak, dan lain-lain.
Ini akan berakibat buruk bagi perkembangan harga diri serta pembentukan rasa aman anak akan pemenuhan kasih sayang.
3. Berikan penguatan dan konsekuensi yang wajar.
Penguatan (reward) dapat diberikan kepada anak jika ia menunjukkan perilaku positif yang diharapkan.