Bagaimana Menjadikan Anak Disiplin Tanpa Harus Marah dan Main Tangan?
Orang tua pengin anaknya hidup disiplin. Maka, biasanya mereka membiasakan banyak hal kepada anak sejak kecil untuk menjadi seperti itu.
Editor: Willem Jonata
Anak pun harus mendapat kesan bahwa reward merupakan suatu yang istimewa.
Oleh karena itu, tetapkan target disiplin yang harus ia lakukan selama beberapa waktu ke depan.
Konsekuensi bisa diberikan jika anak melakukan pelanggaran dari aturan yang telah diterapkan dan dijelaskan.
Terapkan secara privat (tidak di depan orang lain).
Mengapa? Konsekuensi ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, bukan untuk menciptakan rasa bersalah.
Pastinya konsekuensi tersebut harus disertai penjelasan alasannya.
4. Mulailah dari perilaku yang mudah, sesuaikan dengan usia anak.
Misalnya, waktu bangun, waktu tidur, belajar dan rutinitas sehari-hari lainnya.
5. Untuk tahap awal, berikan penghargaan dan konsekuansi segera setelah anak melakukan perilaku yang diharapkan, sehingga ia menyadari apresiasi ini adalah akibat dari perbuatannya.
6. Jadikan latihan disiplin sebagai budaya bersama seisi rumah, sehingga anak tidak merasa melakukannya sendirian.
7. Bila anak masih melanggar atau melakukan kesalahan, tidak perlu berteriak untuk mengingatkannya. Cukup contohkan bagaimana seharusnya.
Misal, anak tidak mau belajar di jam belajar, cukup temani membaca buku atau mengulang pelajaran yang harusnya dilakukan.
Jadikan jam belajar sebagai kegiatan bersama, orangtua membaca buku/majalah/koran untuk menemani anak belajar.
8. Lakukan pendekatan yang sistematis dan kreatif agar anak bisa memperkuat dirinya dengan cara memperbaiki kesalahannya.