Psikolog Buka Kriteria Orang yang Suka Baca Kisah Horor 'KKN di Desa Penari'
Kisah horor KKN di Desa Penari yang beredar luas di media sosial, terutama Twitter menyedot perhatian publik dalam sepekan terakhir.
Editor: Fajar Anjungroso
Seseorang yang gemar dengan kisah horor, biasanya mempunyai kemampuan menahan produksi hormon dopamin di otak.
Mencintai tantangan
Sementara itu, Psikolog Hening Widyastuti mengatakan, pencinta kisah horor biasanya merupakan orang yang menyukai tantangan dan mempunyai jiwa tidak monoton.
Menurut Hening, membaca atau menonton cerita horor membuat emosi dan rasa takut seseorang bercampur menjadi satu. Rasa tersebut menjadi sesuatu yang paling dicari ketika film horor ditayangkan.
Guru Besar Psikologi Universitas Gadjah Mada, Prof Koentjoro menambahkan tingginya respons masyarakat terhadap kisah-kisah horor diakibatkan karena adanya rasa percaya terhadap hal gaib.
Baca: Cerita KKN di Desa Penari Viral Segera Jadi Novel, Ada Bocoran Kisah yang Tak Ada di Twitter
"Jin itu menurut agama itu ada. Tetapi, apakah yang ada dalam vlog atau kisah horor ini beneran bisa disebut jin?" ujar Koentjoro saat dihubungi, Jumat (30/8/2019).
Ia pun memberikan permisalan, yakni adanya sepeda Nabi Adam di Jeddah, Arab Saudi. Beberapa orang ada yang percaya bahwa sepeda itu benar ada dan dipakai Nabi Adam pada masanya.
Di sisi lain, ada yang beranggapan bahwa menurut logika, zaman Nabi Adam belum ada teknologi atau penemuan sepeda.
"Nah, karena sudah percaya, akhirnya masyarakat secara langsung sudah ada dua golongan, dari kelompok percaya dan kelompok tidak percaya," ujar Koentjoro.
Dibuat Novel
Setelah ramai di media sosial, kini kisah kegiatan KKN selama 6 minggu untuk menyelesaikan salah satu mata kuliah tersebut akan diterbitkan menjadi novel pada September 2019.
Novel tersebut akan dikeluarkan oleh Penerbit Bukune dan editor novel KKN di Desa Penari, MB Winata membenarkan hal tersebut. Naskah telah diproses sejak satu bulan yang lalu.
Mengenai kisah yang akan dituangkan di buku, ia mengatakan, akan ada penyesuaian dari kisah yang dibagikan Simple Man di Twitter. “Tentu, akan ada penyesuaian narasi adaptasi ke format buku,” ujar dia.