Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Bacaan Niat Puasa Tasua dan Asyura, Lengkap Beserta Keutamaan di Bulan Muharram

Simak bacaan niat puasa Tasua dan Asyura di Bulan Muharram 1441 Hijriah yang dilaksanakan pada tanggal 9 dan 10 Agustus 2019.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Sri Juliati
zoom-in Bacaan Niat Puasa Tasua dan Asyura, Lengkap Beserta Keutamaan di Bulan Muharram
muslimsprayertimes.com
Simak bacaan niat puasa Tasua dan Asyura di Bulan Muharram 1441 Hijriah yang dilaksanakan pada tanggal 9 dan 10 Agustus 2019. 

صيام يوم عشوراء، إني أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله

"Puasa hari Asyura, saya berharap agar Allah SWT mengampuni dosa satu tahun sebelumnya" (HR: Ibnu Majah).

Dalam riwayat lain, sebagaimana yang terdapat dalam Musnad al-Humaidi, Rasulullah SAW bersabda, "Puasa Asyura dapat mengampuni dosa satu tahun sebelumnya".

Adapun dosa yang dimaksud di sini ialah dosa kecil, bukan dosa besar.

Baca: Sambut Tahun Baru Hijriah, ACT Bagikan Ribuan Makanan di Jakarta Muharram Festival 2019

Baca: 5 Tradisi Unik di Jawa Tengah Sambut Tahun Baru Islam 1 Muharram, Kirab Kebo hingga Mubeng Beteng

Sebab, dosa besar akan diampuni oleh Allah melalui pertaubatan.

Sementara itu, puasa Tasua adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 9 Muharram.

Puasa ini merupakan puasa sunnah meskipun belum pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

BERITA REKOMENDASI

Dikutip dari bersamadakwah.net, sejarah puasa Tasua bermula ketika Rasulullah menjalankan puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram.

Sebagian sahabat menyampaikan, orang-orang Yahudi juga mengagungkan hari itu bahkan berpuasa pula di dalamnya.

Baca: 30 Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 H, Cocok untuk Update Status

Baca: Pawai Obor Elektrik Hingga Cosplay Meriahkan Jakarta Muharram Festival di Bundaran HI

Rasulullah lalu bersabda akan menjalankan puasa Tasua, yakni puasa tanggal 9 Muharram pada tahun berikutnya.

Namun, belum lagi datang Muharram di tahun berikutnya tersebut, Rasulullah telah wafat.

Jadi, meskipun secara hadis fi'liyah Rasulullah belum pernah mengerjakannya, puasa ini hukumnya sunnah karena secara qauliyah Rasulullah mengazamkannya.


Maka para sahabat pun mengerjakan puasa Tasua sepeninggal Rasulullah, lalu diteruskan para tabi'in dan generasi sesudahnya sampai pada hari ini.

حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas