Viral Aksi Cucu Tendang Kakeknya di Kendal, Begini Pandangan Psikolog
Viral penganiayaan yang dilakukan oleh seorang pemuda terhadap kakeknya, Psikolog punyai pandangan atas kejadian ini
Penulis: Muhammad Nur Wahid Rizqy
Editor: Ayu Miftakhul Husna
Faktor kedua untuk menekan tindak kekerasan adalah adanya kontrol diri.
Adib menyoroti pentingnya kontrol diri yang harus dipunyai oleh setiap orang.
Dengan kadar kontrol diri yang rendah, sangat riskan untuk timbulnya sikap emosi dan temperamental.
Jika manusia tidak memiliki kontrol diri yang baik, kebanyakan mereka akan cederung melakukan tindakanya hanya berdasarkan emosi semata.
Dan bentuk emosi tersebut sering diluapkan dengan bentuk kekerasan. Mereka menganggap dengan melakukan tindakan kasar atau kekerasan akan menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Namun pada kenyataanya, Adib menegaskan kekerasan merupakan hal yang tidak akan menyelesaikan masalah.
"Kontrol diri yang kurang artinya orang dengan sangat mudah emosi . Hal ini terjadi karena orang menganggap kekerasan itu adalah sesuatu yang menyelesaikan masalah," ujar Adib.
Selain kontrol diri, penyelesaian masalah dengan berkomunikasi secara baik merupakan kunci untuk menghindari perbuatan kekerasan.
Dengan komunikasi yang baik, dan mudahnya pemahaman yang diterima, ini menjadikan segala persoalan dapat diselesaikan secara baik, terlebih di lingkungan keluarga.
"Persoalan itu bisa diselesaikan dengan komunikasi apapun itu terlebih di lingkungan keluarga," ucap Adib.
Faktor selanjutnya adalah pentingnya pendidikan karakter.
Jika orang tua menanamkan pendidikan karakter dengan baik kepada anaknya, atau orang tua mempunyai pendidikan karakter yang baik, tindak kekerasan kepada anak maupun sebaliknya tidak akan terjadi.
Pendidikan karater yang belum terinternalisasi baik di diri anak atau orang tua, menjadikan pelaku kekerasan belum mempunyai pegangan setiap perbuatan kekerasan itu tidak dibenarkan.
Sikap pentingnya menghargai orang yang lebih tua atau orang lain harus dijadikan pedoman.