Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi Lengkap dengan Dalil Hadis, Waktu Membaca, dan Keutamaan 10 Ayatnya
Keutamaan Membaca Surat Al Kahfi Lengkap dengan Dalil Hadis, Waktu Membaca, dan Keutamaan 10 Ayatnya.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Bagi umat Islam, Jumat merupakan hari yang paling dimuliakan.
Dilansir Islami.co, kemuliaan hari dalam Islam berdasarkan banyaknya amalan sunnah di dalam hari tersebut.
Jumat menjadi hari mulia karena di dalamnya terdapat banyak kesunnahan.
Salah satu sunnah di hari Jumat adalah membaca Surat Al Kahfi.
Al Kahfi merupakan surat ke-18 dalam Al-Quran.
Dalam sebuah hadis, orang yang membaca Surat Al Kahfi akan membuat wajahnya bercahaya.
“Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at.” (HR. An Nasa’i dan Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6470)
Membaca Al-Kahfi memberikan keutamaan mendapatkan pahala baca Al-Quran dan Allah akan menyinarinya dengan cahaya.
Sementara itu para ulama berbeda pendapat mengenai makna 'cahaya' dalam hadis ini.
Ada yang mengatakan cahaya di sini maksudnya dia terhalang untuk melakukan maksiat dan kejahatan.
Ada juga yang berpendapat bahwa di akhirat kelak seluruh tubuhnya akan bercahaya.
Waktu Membaca
Dikutip dari bincangsyariah.com, Asy-Syaikh Muhammad Al-‘Utsaimin dalam kitab Fatawa ‘alath Thariq memberikan penjelasan.
Beliau mengungkapkan sebenarya tidak ada waktu khusus atau waktu terbaik untuk pembacaan Surat Al Kahfi di hari Jumat.
Namun alangkah lebih baiknya jika tidak diundur dan mendahulukan kegiatan lainnya.
Selagi ada kesempatan, dianjutkan untuk bersegera memulai dan menuntaskan bacaan Surat Al Kahfi.
Bersegera dalam kebaikan adalah satu hal yang tak merugikan.
Artinya semakin cepat membaca surat Al Kahfi di hari Jumat, maka itu semakin baik.
Sebagaimana petuh beliau dalam kitabnya:
Tidak ada bedanya antara setelah Subuh atau setelah Jumatan.
Akan tetapi, semakin segera seseorang melakukan suatu amal, maka itu semakin utama.
Karena kadang jika dia tunda membacanya hingga akhir siang, tiba-tiba ada halangan atau malah jadi lupa.”
Keutamaan 10 Ayat
Dilansir rumaysho.com, di antara keutamaan Surat Al Kahfi adalah jika sepuluh ayat pertama itu dihafal.
Riwayat lainnya disebutkan bahwa yang dihafal adalah sepuluh ayat terakhir.
Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari Surat Al Kahfi, maka ia akan terlindungi dari Dajjal.” (HR. Muslim no. 809)
Dalam riwayat lain disebutkan, “Dari akhir Surat Al Kahfi.” (HR. Muslim no. 809)
Dalam hadits di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa siapa yang menghafal sepuluh ayat pertama atau terakhir dari Surat Al Kahfi, maka ia terlindungi dari Dajjal.
Imam Nawawi (dalam Syarh Shahih Muslim, 6: 84) berkata.
“Ada ulama yang mengatakan bahwa sebab mendapatkan keutamaan seperti itu adalah karena di awal Surat Al Kahfi terdapat hal-hal menakjubkan dan tanda kuasa Allah. Tentu saja siapa yang merenungkannya dengan benar, maka ia tidak akan terpengaruh dengan fitnah Dajjal."
Begitu pula akhir Surat Al Kahfi, mulai dari ayat ke-102
“Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka Jahannam tempat tinggal bagi orang-orang kafir.” (QS. Al-Kahfi: 102)"
Sementara itu, isi Surat Al Kahfi adalah:
- Diturunkannya Al-Qur’an sebagai pembimbing pada jalan yang lurus.
- Menghibur Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena orang kafir yang belum beriman.
- Keajaiban dalam kisah Ashabul Kahfi.
- Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diperintahkan sabar menghadapi orang-orang fakir.
- Ancaman bagi orang kafir yang akan mendapatkan siksa dan bala’ (musibah).
- Janji pada orang beriman bahwa mereka akan mendapatkan balasan yang baik.
- Permisalan orang beriman dan orang kafir dalam menyikapi dunia.
- Permisalan dunia dengan hujan yang turun dari langit dan tanaman yang tumbuh.
- Dunia yang teranggap hanyalah ketaatan pada Allah saja.
- Penyebutan kejadian pada hari kiamat.
- Pembacaan kitab catatan amal.
- Manusia ditampakkan kebenaran.
- Iblis enggan sujud pada Adam.
- Keadaan orang kafir ketika masuk neraka.
- Orang yang membela kebatilan ketika berdebat dengan orang yang berpegang pada kebenaran.
- Cerita tentang umat sebelum kita yang hancur, supaya kita pun takut akan hal itu.
- Kisah Nabi Musa dan Khidr.
- Kisah Dzulqarnain.
- Bangunan yang menghalangi Ya’juj dan Ma’juj.
- Rahmat yang akan datang pada hari kiamat.
- Sia-sianya amalan orang kafir.
- Balasan bagi orang beriman dan yang berbuat baik.
- Ilmu Allah tak mungkin habis untuk dicatat.
- Perintah untuk ikhlas dalam beribadah dan perintah untuk mengikuti tuntunan Rasul (ittiba’ Rasul) lewat amalan shalih. (Kunuz Riyadh Ash-Shalihin, 13: 117)
(Tribunnews.com/Wahyu GP)