Hal-hal Pemicu Pertengkaran dalam Rumah Tangga, Masalah Sepele Bisa Jadi Bencana
Pertengkaran hal lumrah dalam hubungan. Namun, ketika terjadi masalah yang sama berulang-ulang dan berlarut, artinya kamu perlu solusi yang tepat.
Editor: Willem Jonata
Sussman beberapa kali menerima keluhan tentang pasangan yang memiliki kecanduan minuman keras dan kecanduan sejenis lainnya. Hal ini diperkuat dengan hasil sejumlah studi.
Seperti salah satu studi kecil yang dipublikasikan di jurnal Couple and Family Psychology pada 2013.
Jurnal tersebut menemukan bahwa penyalahgunaan zat seringkali menjadi keputusan akhir sebelun pasangan memutuskan untuk bercerai.
7. Pertengkaran setelah punya anak
Sejumlah pasangan yang telah memiliki anak seringkali beradu argumen karena salah satu dari mereka merasa kurang diperhatikan.
Pada kondisi tersebut, mereka juga kerap merasa hubungan tersebut hanyalah hubungan transaksional.
Para ilmuwan yang mempelajari transisi ke kehidupan pengasuhan anak mengatakan, ada tiga faktor yang bisa membantu pasangan menjaga keintiman mereka setelah memiliki anak, antara lain:
- Membangun kegemaran dan afeksi untuk pasangan.
- Lebih peduli pada kehidupan pasangan dan lebih responsif.
- Melakukan pendekatan masalah seperti sesuatu yang bisa dikontrol oleh dirimu dan pasanganmu, lalu menyelesaikannya sebagai pasangan.
8. Masalah hubungan intim
Terkadang, salah satu pihak menginginkan hubungan intim lebih sering daripada pihak lainnya.
Beberapa pasangan juga merasa keinginan berhubungan intim dengan pasangannya sudah mati. Jadwal hubungan intim bisa membantu mengatasi masalah tersebut.
Terutama jika kedua belah pihak sama-sama sibuk atau memiliki tingkat gairah yang berbeda.
9. Ketidaksetiaan
Perselingkuhan seringkali menghancurkan hubungan, meskipun hal itu sebetulnya bisa dihindari.
Terapis pasangan Esther Perel sebelumnya menjelaskan bahwa pasangan bisa saja menjadi lebih dekat dan jujur satu sama lain ketika diterpa isu ketidaksetiaan. Kondisi ini bahkan dikatakan sebagai "pernikahan kedua".
10. Pengasuhan anak
Masalah umum lainnya yang dihadapi pasangan adalah salah satu pihak yang lebih toleran dan pihak lainnya lebih ketat dalam pengasuhan anak.
Psikolog Carl Pickhardt yang pernah menulis beberapa buku pengasuhan anak menyebutkan bahwa pertanyaan pertama yang harus didiskusikan bersama pasangan sebelum memiliki anak adalah bagaimana kalian berdua akan melakukan pengambilan keputusan.
Jika pasangan tersebut memiliki kesulitan dalam menjembatani ketidaksetujuan satu sama lain, maka itu bukanlah tanda yang baik.
"Mereka harus tahu cara berkomunikasi dan bagaimana mengubahnya, bagaimana membuat sebuah konsesi dan bagaimana berkompromi," katanya.
Jadi, ketika kamu sering bertengkar dengan pasangan tentang masalah yang sama dari waktu ke waktu, mungkin inilah saatnya untuk berkonsultasi dengan konselor hubungan.
Menurut Sussman, percekcokan yang berlarut akan merusak hubungan. Istilahnya, "luka dalam hubungan akan berujung kematian karena goresan ujung kertas ribuan kali".
Ketika datang ke konselor hubungan, kamu dan pasangan bukan berarti datang untuk memecahkan masalah.
Namun, kalian datang untuk mempelajari seperangkat skill yang dibutuhkan untuk mengatasi konflik dalam hubungan yang akan terjadi dalam kehidupan.
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Hal Sepele Pemicu Pertengkaran dengan Pasangan yang Perlu Dihindari