Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Kisah Sungai Emas Papua Hingga Banjir Jakarta di Galeri Nasional Indonesia

Pameran tunggal ini menampilkan 44 lukisan-lukisan bentang alam (landscape) karya maestro lukis Srihadi yang diproduksi dalam rentang tahun 2016–2020

Penulis: Eko Sutriyanto
zoom-in Kisah Sungai Emas Papua Hingga Banjir Jakarta di Galeri Nasional Indonesia
Tribunnews/Irwan Rismawan
Pengunjung menyaksikan pameran lukisan Srihadi Soedarsono - Man X Universe di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, Rabu (11/3/2020). Pameran tersebut menampilkan 44 lukisan bentang alam karya maestro lukis Prof Kanjeng Pangeran Srihadi Soedarsono yang akan berlangsung dari 11 Maret hingga 9 April 2020. Tribunnews/Irwan Rismawan 

Dua lukisan itu adalah tangkapan ingatan Srihadi atas Papua tahun 1975.

Tentu sangat berbeda jika dibandingkan dengan kondisi Papua saat ini, ketika tambang meluas, jalan aspal sambung bersambung, dan luas hutan menyusut.

Bayangkan Papua di tahun 1975 ketika hutan perawan masih mendominasi.

Dilihat dari udara, menjelang malam, hanya hitam di bawah sana.

Lalu tiba-tiba tertangkap pandangan ada yang meliuk-liuk indah berkilat-kilat dari ujung ke ujung.

Sungai keemasan yang menembus pekatnya hutan Papua.

Baca: Tidak Jadi Dipulangkan, 2 Pasien Positif Virus Corona Tunggu Hasil Lab Kedua

Baca: 6 Foto Bahagia Andik Vermansah Saat Lamar Kekasih Hati, Tertawa Lebar Saat Pinangan Diterima

Baca: Harga Bawang Bombay Meroket, Ini Kata Wamendag

Pemandangan tersebutlah yang dialami Srihadi saat bertugas untuk melukis sumur pengeboran dekat Sorong, Papua, pada 1975.

Berita Rekomendasi

Dia tiba di kawasan pengeboran di tengah hutan pada sore hari dengan menumpang helikopter. Akses darat nyaris mustahil sebab jalan aspal hanya sepanjang satu kilometer.

“Alam Papua bagus sekali dilihat dari atas. Hutan sudah gelap. Yang terlihat hanya sungai mengkilat keemasan terkena sinar matahari sore. Kesan ini yang saya tangkap,” kata Srihadi Soedarsono.

Setelah berselang 45 tahun, Srihadi menghadirkan diskursus tentang Papua melalui dua lukisannya yang akan dipamerkan yakni Papua – The Golden River Belong to Its People (2017) dan Papua – The Energy of Golden River (2017).

Pengunjung menyaksikan pameran lukisan Srihadi Soedarsono - Man X Universe di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, Rabu (11/3/2020). Pameran tersebut menampilkan 44 lukisan bentang alam karya maestro lukis Prof Kanjeng Pangeran Srihadi Soedarsono yang akan berlangsung dari 11 Maret hingga 9 April 2020. Tribunnews/Irwan Rismawan
Pengunjung menyaksikan pameran lukisan Srihadi Soedarsono - Man X Universe di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, Rabu (11/3/2020). Pameran tersebut menampilkan 44 lukisan bentang alam karya maestro lukis Prof Kanjeng Pangeran Srihadi Soedarsono yang akan berlangsung dari 11 Maret hingga 9 April 2020. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

“Yang menarik, Srihadi tidak secara eksplisit menggambarkan realitas konteks sosial politik budaya ini, melainkan melalui metafora sungai keemasan (Golden River),” Rikrik Kusmara menjelaskan.

Seri penting lain yang dipamerkan adalah Borobudur di antaranya Borobudur – The Energy of Nature (2017), Borobudur – Moment of Contemplation (2017), Borobudur – Moment of Meditation (2017), dan The Mystical Borobudur (2019).

Seri Borobudur menjabarkan perjalanan candi Borobudur di tangan Srihadi dari tahun 1948 hingga kini. Perjalanan yang bukan tentang perubahan fisik atau visualnya, melainkan bagaimana Srihadi menyuguhkan konsep filosofis dan estetis situs suci tersebut.

Melalui sketsa Borobudur yang dibuat pada usia 17 tahun menjadi cikal bakal Srihadi dalam membuat lukisan-lukisan landscape di kemudian hari.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas