Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Era Soekamto Aplikasikan Semangat Kartini di Masa Pandemi Lewat Kebaya dan Batik

Dalam merancang batik dan kebaya Era Soekamto mempunyai pakem yang teguh Ia pegang untuk melestarikan nilai luhur budaya Indonesia.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Era Soekamto Aplikasikan Semangat Kartini di Masa Pandemi Lewat Kebaya dan Batik
HandOut/Ist
Era Soekamto berbicara di acara Afternoon Discussion & High Tea di Vastuhome, Jakarta bersama Martha Tilaar dan Wulan Tilaar beberapa waktu lalu, sebelum diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). 

Menurutnya, kecantikan seorang perempuan itu melalui proses dan perjuangan dalam melewati rintangan yang panjang dalam hidupnya.

Cantik bukan didapat secara instan. dengan menambahkan sesuatu dari luar secara berlebihan.

“Kecantikan perempuan itu terpancar dari dalam diri secara alami, bukan dari apa yang dipakai. Kecantikan itu datangnya dari dalam hati. Perempuan menjadi kuat setelah melalui proses rintangan tersebut, seperti sebutir mutiara yang memerlukan proses alami yang panjang dan tanpa buatan tangan manusia dengan waktu bertahun tahun dalam sebuah kerang untuk menjadi secantik itu,” ucapnya.

Prinsip ini menjadi pondasi penting dalam memaksimalkan potensi diri sehingga dapat bermanfaat positif bagi orang banyak.

Menurut Era Soekamto, Martha Tilaar menjadi sosok nyata dalam hal tersebut. Selama 50 tahun, ia berkarya membangun negeri dan memberdayakan wanita Indonesia, serta masyarakat. 

Kepada seluruh perempuan Indonesia, Era Soekamto mengucapkan Selamat Hari Kartin melalui video yang dibuatnya.

Dengan semangat perjuangan R.A Kartini, Era Soekamto mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk bisa bangkit secara pribadi dan kolektif.

Berita Rekomendasi

Bukan hanya itu, Era Soekamto memprakarsai gerakan cinta Kebaya dan mengajak Wanita Indonesia untuk memakai Kebaya dan memposting dalam Instagram nya masing-masing.

Era Soekamto menyampaikan harapannya Bangsa ini bisa bangkit dalam kesadaran Tuhan seutuhnya, bangkit dalam cinta kasih, dan bangkit dalam peradaban yang sebetulnya sudah terbentuk dari dulu, yakni budaya adiluhung.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas