Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bisnis Co-Living Berpeluang Menyalip Tren Co-Working Pasca Pandemi

Tawaran tinggal dengan konsep co-living ini kini tumbuh kuat di kota besar Indonesia seperti Jakarta.

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Bisnis Co-Living Berpeluang Menyalip Tren Co-Working Pasca Pandemi
Istimewa
Hunian co-living di apartemen dengan sharing tinggal bersama beberapa orang menjadi pilihan baru pekerja milenial di kota besar seperti Jakarta. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Maraknya tren co-working space dan banyaknya milenial yang mengisi berbagai sektor pekerjaaan, mendatangkan kebutuhan hunian yang sangat tinggi untuk mereka, terutama di kota-kota besar.

Sebagian, mendapatkan hunian dengan tinggal di kamar kos atau mengontrak rumah demi mendekatkan diri dengan lokasi pekerjaan.

Namun belakangan muncul tren baru co-living, yakni tinggal ngekos atau menyewa kamar apartemen dengan beberapa teman sekaligus.

Tawaran tinggal dengan konsep co-living ini kini tumbuh kuat di kota besar Indonesia seperti Jakarta.

Hunian co-living di apartemen dengan sharing tinggal bersama beberapa orang menjadi pilihan baru pekerja milenial di kota besar seperti Jakarta.
Hunian co-living di apartemen dengan sharing tinggal bersama beberapa orang menjadi pilihan baru pekerja milenial di kota besar seperti Jakarta. (Istimewa)

Tren kebutuhan hunian co-living ini juga terjadi di kota-kota besar lain di Indonesia seperti Surabaya, Medan dan Bandung.

Konsep hunian co-living ini bisa menjadi solusi akan mahalnya harga beli unit apartemen yang belum tentu terjangkau cicilannya oleh para pekerja milenial di kota besar.

Salah satu pemainnya di bisnis ini adalah Flokq. Perusahaan startup ini mengelola ribuan kamar apartemen untuk disewakan yang tersebar di berbagai lokasi strategis di Jakarta.

Berita Rekomendasi

CEO Flokq, Anand Janardhanan dalam diskusi melalui aplikasi Zoom yang diikuti Tribunnews, Kamis, 7 Mei 2020 menyatakan, Jakarta merupakan pasar potensial untuk hunian co-living.

"Ada sekitar 5 juta pekerja profesional dari kalangan usia milenial membutuhkan tempat tinggal. Sebagian dari mereka banyak tinggal di kos-kosan," ujarnya.

Dia menyebutkan, perputaran bisnis ini cukup besar di Indonesia, mencapai 6 miliar dolar AS per tahun.

Baca: Lion Air Group akan Kembali Terbang Mulai 10 Mei 2020

Flokq menyediakan kamar dengan harga sewa mulai dari Rp 2,7 juta sampai tertinggi Rp 20 juta per bulan dengan kontrak sewa umumnya 3 bulan per tenant.

"Tergantung pada gedungnya dan lokasinya," ujarnya.

Baca: Mulai Hari Ini, 8 Mei 2020 Citilink Kembali Terbangi Rute Domestik

Harga sewa unit apartemen akan semakin mahal jika lokasinya di pusat bisnis atau dekat dengan akses transportasi umum seperti MRT.

Kontrak sewa minimal 3 bulan tersebut untuk membangun kepercayaaan. Dari bisnis ini, Flokq memungut komisi antara 8 sampai 10 persen dan 20-25 persen tergantung jenis project apartemennya.

Baca: Badan Tercabik, Petani Karet Diterkam Beruang Muara Enim dan Nyaris Tewas

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas