Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Jadwal Puasa Syawal dan Bacaan Niat Puasa Syawal dalam Lafal Latin dan Artinya

Jadwal puasa Syawal bisa mulai dilakukan Selasa (25/5/2020) besok serta bacaan niat puasa Syawal dengan lafal latin dan artinya.

Penulis: Sri Juliati
Editor: bunga pradipta p
zoom-in Jadwal Puasa Syawal dan Bacaan Niat Puasa Syawal dalam Lafal Latin dan Artinya
cheapumrahpackage.us
Jadwal Puasa Syawal dan Bacaan Niat Puasa Syawal dalam Lafal Latin dan Artinya 

TRIBUNNEWS.COM - Bulan Ramadan kini telah berakhir dan kini umat Islam memasuki bulan Syawal.

Di bulan Syawal, umat Islam dapat menunaikan ibadah sunnah yaitu puasa Syawal.

Disebut puasa Syawal karena ibadah puasa ini dilakukan selama 6 hari selama bulan Syawal.

Pada tahun ini, bulan Syawal jatuh pada 24 Mei hingga 21 Juni 2020.

Baca: Keutamaan Puasa Syawal Dilengkapi Niat Puasa Syawal, Bisa Diamalkan Mulai Besok

Baca: Bacaan Niat Puasa Syawal dan Pengganti Puasa Ramadhan, Lengkap dengan Lafadz dan Artinya

Dikutip dari ummi.ac.id, puasa Syawal lebih utama dilaksanakan sehari setelah Idul Fitri.

Artinya, puasa Syawal dapat dilakukan mulai Selasa (26/5/2020) besok hingga 21 Juni 2020.

Meski demikian, tidak mengapa jika dilakukan beberapa hari setelah Idul Fitri asal masih memasuki bulan Syawal.

Berita Rekomendasi

Sama seperti ibadah lainnya, dalam berpuasa Syawal kita wajib mengucapkan niat.

Puasa Syawal
Puasa Syawal (Handover/ Tribun Timur)

Berikut bacaan niat puasa Syawal:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin an ada'i sunnatis Syawwali lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT"

Jika seseorang mendadak ingin mengamalkan puasa Syawal di pagi hari, maka diperbolehkan meskipun dia tidak berniat saat malam harinya.

Sebab, niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib.

Berikut bacaan niat puasa Syawal siang hari:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hadzal yaumi 'an ada'i sunnatis Syawwali lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT".

Berikut lafaz doa buka puasa Syawal:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْت

Allahumma laka shumtu wabika amantu wa ‘ala rizqika afthartu

Artinya: “Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dengan rizqi-Mu aku berbuka."

Doa ini adalah doa buka puasa secara umum dan bisa dipakai kapan pun.

Keutamaan dan Tata Cara Puasa Syawal

Puasa Syawal memiliki sejumlah keutamaan.

Masih dari ummi.ac.id, bagi yang berpuasa Ramadhan dengan sempurna lantas mengikutkan puasa 6 hari di bulan Syawal, maka ia akan mendapatkan pahala puasa setahun penuh.

Hal ini sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh." (HR. Muslim no. 1164).

Berikut tata cara melaksanakan puasa Syawal:

1. Puasa sunnah Syawal dilakukan selama enam hari

2. Lebih utama dilaksanakan sehari setelah Idul Fitri, tapi tidak mengapa jika diakhirkan asalkan masih di bulan Syawal.

3. Lebih utama dilakukan secara berurutan, tapi tidak mengapa jika dilakukan tidak berurutan.

4. Usahakan untuk menunaikan qadha (ganti) puasa Ramadhan terlebih dahulu agar mendapatkan ganjaran puasa Syawal yaitu puasa setahun penuh.

Adapun pelaksanaan puasa Syawal serupa dengan saat puasa di bulan Ramadhan.

"Boleh sahur, berhenti sahur saat waktu imsak," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Surakarta, Musta'in Ahmad dikutip dari Kompas.com.

Masih menurut Musta'in, puasa Syawal sebaiknya dilakukan sesegera mungkin.

Hal itu merujuk pada firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 133.

Allah berfirman, "Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa."

Musta'in juga mengatakan, hukum puasa Syawal adalah sunah mustahab.

Artinya sesuatu yang telah dikerjakan oleh Nabi Muhammad satu atau dua kali.

Seperti halnya shalat Dhuha atau melakukan pengobatan dengan menggunaan media bekam.

Mustahab pada hakikatnya adalah perbuatan yang apabila dikerjakan mendapat pahala.

Namun, apabila tidak dikerjakaan tidak mendapat dosa atau siksa.

Kendati hukumnya tidak wajib, puasa Syawal terbilang sayang untuk ditinggalkan karena begitu besar keutamaannya.

(Tribunnews.com/Sri Juliati, Kompas.com/Dandy Bayu Bramasta)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas