Jaga Imunitas di Era New Normal dengan Konsumsi Susu Segar dan Daging Berkualitas
Selama pandemi virus corona, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan menjaga kekebalan tubuh sangat dianjurkan.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi virus corona (COvid-19) dampaknya dirasakan banyak negara, termasuk Indonesia.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk memutus penyebaran COVID-19, salah satunya adalah dengan physical distancing / social distancing, serta menjaga kesehatan.
Mulai Juni 2020, kita akan dihadapkan pada pola hidup New Normal dimana kita harus hidup berdampingan dengan virus Covid-19.
Baca: 9 Tanda Kamu Harus Berhenti Minum Susu: Pencernaan Bermasalah dan Jerawat Tak Terkontrol
Pemerintah pun mulai menyosialisasikan new normal. New normal adalah fase kehidupan baru di mana publik akan menjalankan aktivitas secara normal dengan mengedepankan protokol pencegahan virus corona.
Pada era new normal, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan menjaga kekebalan tubuh sangat dianjurkan.
Anjani Miranti, Marketing PT Great Giant Livestock mengatakan, di tengah pandemi Covid-19 masyarakat tetap bisa mendapatkan nutrisi dengan mengonsumsi susu dan daging sebagai imunitas.
Berbicara tentang Susu, kata Anjani yang tersedia di pasaran pun ternyata memiliki berbagai jenis dan berbeda cara treatment dan penyimpanannya.
Berikut ini penjelasannya :
1. Susu Segar Pasteurisasi
Susu segar di pasteurisasi dengan temperatur dan waktu kontak yang lebih rendah dari metode UHT (Ultra High Temperature) serta menjadikan kualitas gizi lebih terjaga dan susu segar dapat bertahan sampai 3 hari setelah botol dibuka.
Baca: Doyan Susu, Alan Budikusuma Bisa Habiskan 2 Liter Per Hari
Apabila dimasukan ke lemari pendingin akan bertahan selama kurang lebih 7- 12 hari sebelum kemasan dibuka.
Susu jenis ini cenderung lebih sensitive karena minim proses pemanasan dan pengawetan. Kandungan yang dimiliki lebih alami dan tetap menjaga bakteri baik.
Kandungan vitamin E dan zat besi dalam susu murni juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Selain itu, susu juga mengandung vitamin A, asam linoleat dan omega 3 yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi berbagai penyakit, peradangan serta alergi.
Kandungan magnesium yang ada dalam susu murni bisa membuat jantung dan beberapa sistem saraf bekerja dengan baik.
Magnesium juga berperan untuk mengatasi kelelahan atas aktivitas seharian yang sudah dilakukan.
2. Susu UHT (Ultra High Temperature)
Susu Ultra High Temperature (UHT) adalah susu yang telah melalui proses pemanasan dengan suhu yang lebih tinggi, yaitu 135 derajat Celsius dalam durasi sangat singkat 2-3 detik.
Pemanasan pada suhu yang sangat tinggi ini menghilangkan mikroorganisme baik sekaligus merusak struktur protein susu sapi.
Ini menyebabkan manfaat susu UHT lebih rendah dibandingkan susu murni. Untuk menyiasatinya, susu UHT ditambahkan vitamin dan mineral agar memperbaiki manfaat susu UHT menyerupai susu sapi asli.
Susu UHT dapat lebih tahan lama dibandingkan susu murni, dan ketahanannya bisa mencapai 6-12 bulan jika kemasan tidak dibuka.
3. Susu full cream
Susu full cream memiliki kandungan lemak yang kurang lebih sama dengan susu murni karena pada dasarnya susu full cream adalah susu murni yang dipasteurisasi.
Meskipun dilakukan pasteurisasi, tapi tidak dilakukan proses pengurangan kadar lemak pada susu full cream.
Proses pasteurisasi yang menjadikan whole milk menjadi full cream hanya menyebabkan pengurangan kadar air dalam susu. Hal ini membuat tekstur susu full cream menjadi lebih kental.
4. Susu kurang lemak (reduced-fat milk)
Susu kurang lemak atau reduced-fat milk adalah jenis susu yang dikurangi jumlah lemaknya.
Kandungan lemak dalam reduced-fat milk kurang lebih hanya 2%.
Jumlah lemak dari susu ini lebih rendah dari susu full cream, jadi kalorinya juga lebih rendah.
Sayangnya kandungan vitaminnya, terutama vitamin larut lemaknya juga lebih rendah.
5. Susu rendah lemak (low-fat milk)
Kandungan lemak jenuh dalam susu rendah lemak lebih rendah lagi, yaitu hanya sekitar 1% saja.
Sama halnya seperti susu kurang lemak, kalori susu rendah lemak juga semakin rendah dan kandungan vitaminnya juga berkurang dibandingkan dengan full cream.
Daging sapi
Sementara itu, kebutuhan nutrisi yang berasal dari daging sapi bagi masyarakat Indonesia masih tinggi.
Sebab berdasarkan data Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang dirilis pada 2018, konsumsi daging pada masyarakat Indonesia pada 2017 baru mencapai rata-rata 1,8 kg untuk daging sapi.
Rata-rata tingkat konsumsi daging di Indonesia juga masih jauh di bawah rata-rata tingkat konsumsi dunia yang mencapai 6,4 kg daging sapi.
Protein hewani yang terkandung dalam daging sapi sangat bermanfaat untuk memperbaiki sel tubuh yang rusak, hingga meningkatkan fungsi otak.
Sedangkan zat besi berfungsi sebagai pengikat oksigen dalam tubuh, membantu proses metabolisme, dan menjaga suhu tubuh agar tetap stabil.
Selain itu, gizi dan nutrisi dalam daging sapi sangat baik untuk semua orang, terutama yang aktif berkegiatan.
Sebab, daging sapi dapat meningkatkan daya tahan tubuh atau sistem imun, sehingga tidak mudah terserang penyakit di saat pandemi seperti sekarang ini.
Terlebih saat ini kita dihadapkan pada pandemi virus Covid-19 yang mengharuskan untuk tetap menjaga imunitas.
"Kami yakin setiap pihak dapat melakukan perannya masing-masing untuk kebaikan bersama. Kami berharap di era new normal ini masyarakat tambah peduli dengan ketahanan imunitas tubuh," kata Anjani Miranti di Jakarta, Senin (1/6/2020).
Saat ini, Hometown Dairy dan Bonanza Beef ada di modern trade Jabodetabek, Surabaya, Bandung, Medan seperti Ranch Market,Food Hall, Lotte Mart, GS Supermarket, Hero, Lion Superindo, AEON, Grand Lucky, Kemchicks, Diamond, Market City, Papaya, Lulu, Berastagi Medan, Yogya Bandung, dan beberapa supermarket lainnya, juga bisa dibeli via market place seperti shopee dan tokopedia di area Jakarta dan sekitarnya.