Yohanes G Pauly, Anak Keluarga Miskin yang Raih Penghargaan di Dunia Business Coaching
Yohanes G. Pauly lahir di keluarga miskin dengan kondisi salah satu tangan yang cacat karena tidak dapat diangkat.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Tribunnews, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jika Anda setuju dengan pepatah pengalaman sendiri adalah guru terbaik, maka tidak dengan sosok Yohanes G. Pauly. Penyabet Peringkat No. 1 Business Coach Terbaik di Tingkat Dunia di Top 100 Business Coach in the World berpendapat, belajar dari banyak pengalaman orang lain adalah guru terbaik.
Yohanes G. Pauly kini menyabet rekor lebih dari 10.000 jam terbang business coaching selama lebih dari 10 tahun dan meraih banyak penghargaan tingkat dunia.
Yohanes G. Pauly lahir di keluarga miskin dengan kondisi salah satu tangan yang cacat karena tidak dapat diangkat. Meski begitu, orangtua Coach Yohanes G Pauly berjuang luar biasa membawa keluarganya untuk menembus dinding kemiskinan.
“Ibaratnya ya seperti paket miskin komplit gitu,” ujar Coach Yohanes.
Yohanes G. Pauly sejak kecil sudah menjadi salesman door to door untuk membantu bisnis orangtuanya yakni usaha jasa bengkel las. Dari situlah orangtuanya mengajarkan agar selalu berjuang dan tak mudah menyerah.
Yohanes G. Pauly juga mendapatkan nilai NEM SD terendah di sekolahnya.Namun siapa sangka jka hal itu menjadi salah satu turning point dalam hidup Coach Yohanes G. Pauly.
Ia mulai giat belajar sehingga mendapat ranking 3 di SMP, lalu ranking 1 di SMA dan lulus sebagai lulusan terbaik di SMA-nya.
Baca: Rahasia Sukses Engkong Atmaja Juragan Siomai Asal Garut, Punya Banyak Sawah dan Kebun
Ia mendapatkan beasiswa untuk masuk ke universitas bisnis dan akhirnya lulus dengan summa cumlaude sebagai lulusan terbaik dari universitas tersebut.
Sejak kecil dia bermimpi ingin menjadi marketing director di perusahaan multinational. Dia kemudian memulai karirnya sebagai Strategic Research Analyst di perusahaan multinational.
Dia kemudian memegang posisi sebagai brand manager di sebuah perusahaan produsen susu. Inovasi produk barunya meraih pangsa pasar 15% hanya dalam 1 tahun sejak diluncurkan dan membuat Coach Yohanes G. Pauly dinobatkan sebagai Indonesia Marketer to Watch oleh Indonesia Marketing Association SWA.
Baca: Kiat Sukses Diana Bakery, Bertahan di Fase Pandemi
Dia kemudian dipercaya sebagai Senior Brand Manager Ice Cream Wall’s dan berhasil meningkatkan penjualan 350% hanya dalam waktu 1 tahun. Kemudian dia dipercaya menjadi regional brand manager sebuah perusahaan consumer goods dan berhasil meningkatkan pertumbuhan penjualan 5x lipat dari rata-rata pertumbuhan penjualan tahun sebelumnya.
Ia kemudian dipercaya sebagai senior brand manager salah satu produk di perusahaan tersebut dan berhasil meningkatkan pertumbuhan rata-rata bisnis pasta gigi tersebut dari single digit growth menjadi double digit growth hanya dalam waktu 1 tahun.
Baca: Empat Kiat Sukses Sandiaga Uno untuk Memotivasi Generasi Milenial Jadi Entrepreneur
Ia akhirnya dipercaya sebagai regional brand manager produk yangs ama untuk Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Turki di Unilever. Posisi terakhirnya sebagai profesional adalah sebagai Marketing Director di sebuah perusahan air mineral saat usianya masih 32 tahun.