Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Contoh Naskah Khotbah Idul Adha 2020: Idul Adha dan Refleksi Ujian Keimanan untuk Setiap Hamba

Simak contoh naskah khotbah Idul Adha 2020, dengan judul Idul Adha dan Refleksi Ujian Keimanan untuk Setiap Hamba.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Contoh Naskah Khotbah Idul Adha 2020: Idul Adha dan Refleksi Ujian Keimanan untuk Setiap Hamba
Istimewa/Tribunnews.com
Contoh naskah khotbah Idul Adha 2020: Idul Adha dan Refleksi Ujian Keimanan untuk Setiap Hamba. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut contoh naskah khotbah Idul Adha 2020, dengan judul Idul Adha dan Refleksi Ujian Keimanan untuk Setiap Hamba.

Sesuai imbauan Kementerian Agama (Kemenag), pelaksanaan salat Idul Adha dilaksanakan di rumah.

Hal itu sehubungan dengan pandemi Covid-19 yang masih merebak.

Baca: Contoh Teks Naskah khotbah Idul Adha 2020: Idul Adha dalam Kondisi Pandemi Covid-19

Baca: Teks Naskah Khotbah Idul Adha 2020: Kurban dan Pengurbanan di Masa Pandemi Covid-19

Namun, apabila tetap ingin melaksanakan salat Idul Adha di lapangan atau masjid, maka perlu diperhatikan protokol kesehatan yang berlaku.

Diketahui, Kemenag telah memutuskan Hari Raya Idul Adha jatuh pada Jumat (31/7/2020) mendatang.

Berikut contoh naskah khotbah Idul Adha 2020, dikutip dari covid19.muhammadiyah.id:

Idul Adha dan Refleksi Ujian Keimanan untuk Setiap Hamba

Pembukaan naskah khotbah Idul Adha 2020
Pembukaan naskah khotbah Idul Adha 2020
Berita Rekomendasi

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Rasa syukur yang mendalam sudah selayaknya senantiasa kita haturkan kepada Allah swt sebab hingga detik ini limpahan kenikmatan yang kita rasakan tidak ada putus-putusnya. Kenikmatan yang tidak akan pernah kita dapat menghitung dan mencatatnya satu persatu. Shalawat serta salam marilah senantiasa kita haturkan kepada baginda Nabi Muhammad saw.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillaahil-Hamd.

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Sebagaimana yang telah kita pahami, bahwa syariat penyembelihan qurban yang kita laksanakan pada hari raya Iduladha ini terilhami dari peristiwa yang dialami oleh Khalilullah Nabi Ibrahim a.s. dengan putranya Nabi Ismail a.s.. Peristiwa yang menggambarkan dengan agungnya betapa menakjubkan keimanan dan ketaqwaan hambahamba Allah yang terpilih itu.

Tidak hanya sang ayah dan sang anak, namun sang ibu juga. Sebab tidak akan ada di zaman sekarang seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya merelakan buah hatinya dikurbankan. Peristiwa ini terekam abadi dalam al-Qur’an surah ash-Shaaffaat ayat ke 99- 113, salah satunya sebagai berikut,

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Artinya:

Tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu! Ia menjawab, hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.

Kisah agung di atas mengandung ibrah, bahwa Allah swt hendak menunjukkan kepada kita, hamba-hambanya yang lemah imannya, bahwa setiap hamba dapat memaksimalkan keimanan dan ketaqwaan kepada-Nya sehingga menjadi hamba yang “tahan banting”, kuat dan tegar menghadapi apapun ujian yang melandanya, bahkan pada peristiwa yang tampak seperti di luar nalar manusia sekalipun.

Peristiwa penyembelihan itu, digambarkan sebagai simbol penyembelihan hawa nafsu dan sifat pembangkangan dalam diri manusia dan menjadikannya manusia yang sepenuhnya taat dan tunduk kepada Rabbnya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillaahil-Hamd.

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Saat ini kita semua sedang dihadapkan dengan ujian kehidupan yang relatif sama dan hampir merata pada semua orang. Ujian kehidupan yang datang dari makhluk super kecil ciptaan Allah swt, yaitu virus Covid-19, yang memaksa kita untuk tersadar, kita adalah makhluk yang lemah tak berdaya di hadapan kekuasaan-Nya. Apapun latar belakang kita, asal kita, profesi kita, semuanya terkena dampaknya, baik besar maupun kecil.

Oleh karenanya Hari Raya Iduladha ini dengan kisah keluarga Nabi Ibrahim a.s. di atas sangat tepat untuk kita jadikan momentum penyadaran dan kebangkitan kita, bahwa,

Pertama, sebagai seorang yang mendaku beriman kepada Allah swt, kita tidak terlepas dari ujian dan cobaan. Bahkan justru, semakin tinggi level keimanan kita, maka semakin berat cobaan yang akan kita terima. Dengan kata lain, jika kita ditimpa ujian, semakin berat ujian itu, maka itu berarti Allah swt sedang menaikkan derajat keimanan kita.

Jika kita dapat melewati ujian itu dengan baik maka level keimanan kita benar-benar telah setingkat
lebih tinggi untuk nantinya menjadi modal menghadapi ujian-ujian berikutnya. Bukankah saat ini anak manusia sudah biasa melalui ujian demi ujian untuk meningkatkan pendidikannnya, dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi? Yang setiap jenjangnya akan semakin sulit.

Kedua, semestinya, sebagai hamba dari Allah yang Maha Perkasa, apapun yang terjadi, tidak selayaknya kita berputus asa. Sudah semestinya kita senantiasa berikhtiar sekuat tenaga untuk tetap hidup dengan penuh penghambaan kepada-Nya. Bukankah Rasulullah saw sudah menggambarkan, sifat seorang mukmin yang sangat mulia? Ia selalu dapat bersikap dengan benar atas apa pun yang dialaminya, baik kenikmatan atau pun ujian.

Dari Sahabat Suhaib ra berkata, Rasulullah saw bersabda: sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin itu, karena semua urusannya adalah menjadi sebuah kebaikan baginya. Hal ini tidak terjadi pada siapa pun juga kecuali pada seorang mukmin, (yaitu) jika kenikmatan/kemudahan menghampirinya ia bersyukur dan syukur itu menjadi sebuah kebaikan baginya; dan jika kesempitan/kesediahn yang menimpanya maka ia bersabar, dan sabar itu (juga) menjadi sebuah kebaikan baginya [H.R. Muslim]

Ketiga, pandemi Covid-19 ini memberikan pelajaran berharga bagi kita, bahwa memang sudah semestinya keimanan yang kita miliki ini harus dibarengi dengan ilmu yang selalu harus kita gali lebih dalam.

Banyak fenomena yang terjadi, seorang hamba yang mendaku beriman kepada Allah swt namun ia beribadah dengan tanpa ilmu. Tidak memperhatikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan untuk menjaga setiap orang agar tetap sehat dan dapat tetap beribadah kepada-Nya. Sehingga dengan kekurangan ilmunya itu, ia tanpa sadar telah membahayakan dirinya juga orang lain. Oleh sebab itu, benarlah hadis Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Sahabat Abu Darda’ berikut ini,

Dari Abu ad-Darda’ ra berkata, “Saya mendengar Rasulullah saw bersabda, “Keutamaan seorang ahli ilmu terhadap ahli ibadah bagaikan keutamaan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Semoga kita dapat melalui ujian besar ini dengan baik sebagai hamba Allah yang ahli ibadah dengan berlandaskan ilmu. Sehingga ujian ini menjadi batu loncatan bagi kita untuk meningkatkan keimanan pada level yang lebih tinggi. Aamiin.

Penutupan naskah khotbah Idul Adha 2020
Penutupan naskah khotbah Idul Adha 2020

Naskah khotbah oleh: Aulia Abdan Idza Shalla, Alumni Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah

(Tribunnews.com/Yurika Nendri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas