Bagaimana Orangtua Bangun Suasana Nyaman dan Gembira Saat Anak Sekolah dari Rumah?
Sejak work form home (WFH), kesibukan orangtua berlipat ganda. Mereka bukan hanya bekerja, tapi juga mendampi anak-anak sekolah dari rumah.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Sejak work form home (WFH), kesibukan orangtua berlipat ganda. Mereka bukan hanya bekerja, tapi juga mendampi anak-anak sekolah dari rumah.
Kondisi itu membuat sebagian orangtua mengeluhkan keadaan.
Di lain pihak, sikap keras orangtua saat menjadi “guru” pendamping bagi anak bisa membuat anak tidak nyaman belajar, bahkan makin stres dan mogok mengikuti pelajaran.
Psikolog keluarga Ajeng Raviando mengatakan, saat orangtua stres atau tidak mendukung anak, anak juga dapat merasakannya.
Baca: Menko Perekonomian Beber Langkah-Langkah Pemerintah Atasi Hambatan Sekolah dari Rumah
“Untuk dapat lingkungan belajar yang kondusif, perlu komunikasi yang efektif. Ini bisa dicapai jika orangtua mengenali dan memahami karakter kepribadian anak sehingga bisa menyesuaikan diri,” kata psikolog Ajeng Raviando dalam acara diskusi virtual (29/7/2020).
Orangtua perlu memahami kebutuhan anaknya.
Pada anak usia dini yang belum bisa mengekspresikan perasaannya, orangtua bisa mengamatinya dari ekspresi dan bahasa tubuh anaknya.
Beri anak motivasi, pembiasaan, serta penerapan disiplin positif untuk anak.
Baca: Temani Gempita Sekolah dari Rumah, Gisella Anastasia Akui Belajar Hal Baru
Salah seorang staf pengajar pendidikan anak usia dini, Gezta Pattiasina mengatakan, pembelajaran jarak jauh memang bukan metode belajar yang ideal untuk anak, tetapi bisa dilakukan dengan kebiasaan.
Gezta mengatakan, orangtua bisa membantu anak untuk menjadikan metode belajar ini sebagai rutinitas baru.
“Siapkan suasana hati supaya anak siap belajar. Cek rencana belajar dari sekolah dan menyiapkan materi yang dibutuhkan. Jangan pas sudah dimulai lalu repot mencari materi, padahal oleh guru sudah diberitahu jauh-jauh hari,” kata Gezta dalam acara yang sama.
Selain jadwal pelajaran dari sekolah, menurut Gezta orangtua bisa membantu anak belajar lewat berbagai hal, misalnya menggunakan mainan atau barang di rumah.
“Anak usia dini juga bisa belajar dan bermain di halaman dan taman, belajar berhitung dengan engklek, atau membuat boneka dengan kaos kaki bekas. Kegiatan ini mendorong anak tetap aktif dan membuat kreatif,” katanya.
Dalam mendampingi pelajaran dari sekolah, menurut Ajeng, orangtua tidak perlu memaksakan diri jika tidak menguasai materi.