Pendidikan Seksual Dianggap Perlu untuk Anak, Kapan Waktunya dan Bagaimana Menyampaikannya?
Menurut Satgas Perlindungan Anak IDAI Edukasi atau pendidikan seksual sejak dini terhadap anak dianggap perlu.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Edukasi atau pendidikan seksual sejak dini terhadap anak dianggap perlu.
Yang jadi pertanyaan, kapan waktu yang tepat menyampaikan pendidikan tersebut kepada mereka dan bagaimana cara menyampaikannya?
Ketua Satgas Perlindungan Anak IDAI, dr. Eva Devita Harmoniati SpA(K) menyebutkan pendidikan seksual pada anak perempuan atau laki-laki bisa dimulai sejak usia 16 sampai 18 bulan.
Jelang anak berusia dua tahun, mulai kenalkan mereka tentang gender sekaligus jelaskan fungsinya, supaya anak bisa menjaga anggota tubuhnya.
Baca: Perlukan Orangtua Jelaskan Pandemi Covid-19 ke Anak? Ini Kata Pemerhati Kesehatan Jiwa UNICEF
"Untuk seks edukasi sebenarnya diawali mengenalkan gender ketika sudah mengenalkan gender seorang anak, jelaskan fungsinya," ucap dr. Eva saat live bersama IDAI, Selasa (18/8/2020).
Kemudian saat jelang usia sekolah, sekitar tiga sampai empat tahun, beritahu anak mengenai batasan siapa saja yang boleh melihat organ vital mereka.
"Di usia prasekolah mulai kasih batasan siapa yang boleh lihat, pegang, yang tidak boleh dan di tempat umum tidak boleh dibuka," ungkap dr. Eva.
Saat mulai sekolah usai enam sampai delapan tahun mulai masuk lebih detil tentang bagaimana bayi ada di dalam perut, dan mulai masuk ke edukasi seksual.
Sementara jika ada pertanyaan yang lebih detil lagi pada anak jelaskan saat mulai masuk usia pubertas, sambil terus memperingatkan anak supaya tidak menyaksikan konten dewasa untuk mencegah anak terpapar pornografi.
"Jadi di usia remaja pun masih banyak batasan dan peringatan serta perlu banyak panduan bagi mereka untuk mencegah mereka terpapar konten pornografi yang belum saatnya mereka lihat," pungkas dr. Eva.