Usaha Kuliner Rumahan Bertahan dan Tumbuh Saat Pandemi Covid-19
Munculnya berbagai usaha kuliner rumahan di tengah pandemi Covid-19 patut diapresiasi sebagai bentuk kreativitas dan upaya perbaiki kondisi ekonomi.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Kondisi ini membuat beberapa orang harus memutar otak mencari cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan memulai bisnis kuliner, simak cerita dari 2 orang narasumber pelaku usaha kuliner rumahan ini.
Kondisi PSBB membuat Olivia Peggy (35), pramusaji di sebuah kafe di bilangan Jakarta Timur tak lagi bisa bekerja, alias terkena PHK. Kafe tempat ia bekerja terpaksa tutup.
Sebagai tulang punggung keluarga, Olivia sempat terpuruk dan harus meminta keringanan biaya kontrakan rumah yang ia tinggali bersama kedua orang tuanya.
“Saya bingung harus ngapain, sampai akhirnya saya coba ikut program Kartu Prakerja dan lolos. Dari situlah saya mendapatkan semangat baru, saya mengambil kursus pemasaran di platform Pintaria,” ujarnya.
Olivia menyelesaikan kursusnya dengan cepat dan mendapatkan sertifikat sebagai syarat menerima insentif dari pemerintah sebesar Rp600 ribu, yang diberikan berkala sebulan sekali untuk 4 bulan ke depan.
“Saya gunakan sebagian dari insentif pertama saya untuk membeli peralatan membuat kopi dari rumah dan Puji Tuhan saat ini saya sudah membuka usaha kopi rumahan saya, bermodal ilmu yang saya dapatkan,” ujarnya. Olivia berhasil bangkit dengan motivasinya yang kuat untuk memperbaiki keadaan, serta kesempatan yang ia tak sia-siakan.
Kini Olivia tengah sibuk memperdalam bisnis kopinya untuk penghasilan yang lebih baik. “Walaupun belum stabil, tapi saya sekarang punya penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari dan membiayai kontrakan,” tutupnya.
Berbeda dari Olivia, Teni Tri Wahyuni (30) seorang ibu rumah tangga menceritakan kesulitan yang ia hadapi setelah suaminya terkena imbas akibat Covid-19.
“Pekerjaan suami saya adalah seorang freelance, penghasilannya berkurang drastis semenjak corona, sedangkan kami juga harus membiayai 2 orang anak,” ujarnya.
Tri mencoba peruntungan mengikuti program Kartu Prakerja dan berhasil lolos mendapatkan manfaat pelatihan senilai Rp1 juta.
Bermodal kegemarannya memasak, Tri memilih kelas kuliner di Pintaria.
“Biasanya saya belajar otodidak dari Youtube, tapi di kelas ini saya dipandu langsung oleh Chef berpengalaman dan bersertifikat. Banyak teori dan istilah-istilah baru yang belum pernah saya ketahui sebelumnya. Saya jadi pede buka bisnis kue brownis dari rumah,” ujarnya.
Usaha brownis nya berbuah manis, setelah cukup laris di kalangan terdekat ia memberanikan diri membuat akun Instagram khusus untuk menjual kue brownis buatannya dan menerima order secara online.
“Saya menjual brownis berbagai topping dan Alhamdulillah saya bisa bantu suami mendapatkan penghasilan di tengah kondisi seperti sekarang ini,” katanya.