Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Hobi Tanaman Hias dan Sepeda Saat Pandemi Lagi Tren, Awas Kena Fear of Missing Out, Bikin Stres

Hobi mahal yang cukup menguras kantong seolah jadi tren saat pandemi. Awas jangan keterusan ikuti tren jika tak ingin stres.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Hobi Tanaman Hias dan Sepeda Saat Pandemi Lagi Tren, Awas Kena Fear of Missing Out, Bikin Stres
Indoor Plants
Hobi seperti bercocok tanam dengan membeli tanaman yang sedang hype di media sosial, membeli sepeda mahal untuk olahraga, sampai membeli madu kekinian bisa membuat jebol tabungan. Bila tidak berhati-hati justru membuat stres. 

Laporan wartawan Wartakotalive.com, Lilis Setyaningsih

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hobi mahal yang cukup menguras kantong seolah jadi tren saat pandemi. Awas jangan keterusan ikuti tren jika tak ingin stres.

Hobi seperti bercocok tanam dengan membeli tanaman yang sedang hype di media sosial, membeli sepeda mahal untuk olahraga, sampai membeli madu kekinian bisa membuat jebol tabungan. Bila tidak berhati-hati justru membuat stres.

Apalagi barang-barang tersebut sebenernya bukan kebutuhan primer.

Tanaman Hias Air
Tanaman Hias Air (Tribunjualbeli.com)

Hanya karena melihat teman update Instagram stories dan tekanan peer pressure lainnya.

Hal ini ternyata bisa membuat kita merasa ingin seperti mereka, takut ketinggalan, dan merasa aktivitas tersebut perlu dilakukan.

Fenomena ini disebut dengan FOMO (Fear of Missing Out).

Berita Rekomendasi

Growth Manager Super You, Antonius Tan mengatakan, membeli tanaman dan mengonsumsi madu kekinian sebenarnya boleh saja asal dengan perhitungan.

Sesendok madu
Sesendok madu (Gambar oleh Hanjörg Scherzer dari Pixabay)

Kebiasaan yang awalnya terlihat sepele, dapat menjadi salah satu “bocor halus” yang akan mengganggu keuangan.

"Anggap saja setiap membeli tanaman atau madu, setidaknya menghabiskan hampir Rp500 ribuan/bulan.

Madu dan tanaman hanya contoh saja karena masih banyak keinginan lain yang jika disusun berdasarkan urutan pentingnya, bisa jadi hampir semua yang tadinya terasa seperti kebutuhan, ternyata hanya keinginan sesaat," ujar Antonius.

Menurutnya, milenial perlu menerapkan disiplin finansial sejak muda.

Dimulai dari menyusun anggaran keuangan dan disiplin dilakukan setiap bulan demi mengontrol pendapatan yang diperoleh.

"Jangan lupa patuh pada anggaran yang sudah disusun. Jangan sampai uang sudah habis pada tengah bulan karena tergiur barang-barang lucu atau karena melihat teman lain sudah punya kemudian memaksakan diri juga harus punya.

Padahal, masih ada biaya penting yang harus dibayar," kata Antonius Tan seperti dikutip dalam siaran pers yang diterima Tribunnews.com Network, Kamis (3/12/2020).

Antonius Tan yang menyarankan milenial untuk mulai menyusun anggaran keuangan mereka

Anggaran yang perlu disusun oleh milenial mungkin belum serumit mereka yang sudah berkeluarga, mungkin juga belum memiliki pendapatan dua digit.

Setidaknya, dari pendapatan yang ada, dibagi berdasarkan prioritas, seperti kebutuhan sehari-hari, sosial, dan dana darurat.

Setelah pos keuangan sudah terpenuhi maka akan lebih mudah menyisihkan sejumlah uang untuk keperluan tersier.

Tetapi, jika pos kebutuhan tersier sudah habis, jangan ganggu pos dana lainnya hanya untuk memenuhi FOMO.

Jangan sampai kebutuhan dibayar dengan cara berutang, misalnya dengan kartu kredit, lalu dilunasi dengan cara cicilan minimum.

"Pengeluaran FOMO tanpa perencanaan hanya membuat kita menjadi milenial frustasi karena hanya sibuk mengurus utang," ujarnya.

Bagaimana jika ada sisa uang dari kebutuhan primer? Bisa juga dana sisa dipakai untuk keperluan tersier.

Tetapi, ini pun tidak disarankan.

Sebaliknya, akan jauh lebih bijaksana jika sisa uang ini dialihkan menjadi tabungan atau investasi sehingga aset terus bertambah selagi muda.

Antonius menyarankan milenial untuk menyisihkan pendapatan untuk menabung atau investasi dan asuransi.

“Terpikirkan untuk memanfaatkan uang yang tadinya untuk memenuhi keinginan FOMO menjadi jauh lebih bermanfaat? Anda dapat alokasikan ke asuransi sebagai cara melindungi aset dan akan bermanfaat untuk masa depan," tuturnya.

Salah satunya adalah asuransi kesehatan. Sebab, milenial masih muda dan perjalanan masih panjang. Tetapi, bisa saja mengalami sakit.

Saat harus mendapat perawatan medis, pastinya aset yang sudah dikumpulkan bisa hilang begitu saja demi membayar biaya rumah sakit.

Untuk itu, asuransi kesehatan wajib dimiliki milenial selagi sehat dan produktif supaya bisa fokus mencapai masa depan. Sementara jika terjadi risiko sakit ada perusahaan asuransi yang akan menanggung biaya pengobatannya sesuai perjanjian yang tercantum pada polis. (*/Lis)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas