Penggunaan Gadget Lebih Sering di Masa Pandemi, Bagaimana Cegah Rabun Jauh Pada Anak?
Myopia atau rabun jauh adalah gangguan pada mata. Pandangan seseorang buram apabila melihat objek benda yang jauh.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Myopia atau rabun jauh adalah gangguan pada mata. Pandangan seseorang buram apabila melihat objek benda yang jauh.
Siapa saja bisa mengalaminya. Tak terkecuali anak-anak.
Gejala yang sering muncul saat mengalami myopia umumnya sulit melihat objek, mata mudah merasa lelah, dan seringkali tanpa sadar mengusap-usap mata.
Jika sudah merasakan gejala di atas, tidak perlu lagi untuk melakukan pemeriksaan.
Namun, sebelum hal itu terjadi, tak ada salahnya melakukan pengecekan pada mata setiap 6 bulan sekali.
Hal ini diungkap dr. Gusti G. Suardana, SpM(K), Ketua Layanan JEC Myopia Control Care, saat media launch “The First Comprehensive Myopia Management in Indonesia”, yang digelar secara daring, Selasa (23/02/2021).
Terutama selama pandemi, pemeriksaan harus dilakukan berhubung aktifitas penggunaan gadget jauh lebih meningkat. Khususnya pada anak-anak.
Baca juga: Tips Merawat Mata agar Tetap Sehat dan Terhindar dari Rabun atau Mata Minus
"Studi di Cina menunjukkan pada tahun 2020, anak-anak usia 6-8 tahun bertambah tiga kali lipat terkena rabun jauh dibandingkan sebelumnya," ungkapnya.
Ini disebabkan selama pandemi, anak diarahkan untuk belajar secara daring di rumah. Media yang ditentukan tentu adalah gagdet dan laptop.
Padahal salah satu penyebab Myopia adalah selalu melakukan aktifitas dengan objek jarak dekat. Salah satunya membaca dan menggunakan gagdet.
Oleh karenanya dr Gusti memberikan saran untuk mencegah rabun jauh pada anak.
Pertama, pada orangtua disarankan untuk tidak memberikan gagdet pada anak usia dua tahun.
Menurutnya anak di usia tersebut belum membutuhkan gadget karena masih membutuh interaksi secara langsung.
Kedua adalah terapkan batasan waktu saat menggunakan gagdet pada anak.
Misalnya, boleh meminjamkan gagdet pada anak setiap hari, tapi tidak lebih dari 40 menit saja.
Menurut dr Gusti, ini lebih aman ketimbang hanya meminjamkan gagdet pada hari Minggu, namun bisa digunakan sampai berjam-jam.
Yang terakhir adalah sering ajak anak melakukan latihan di outdoor. Melatih mata untuk melihat benda-benda jauh.
Selain itu dr Gusti juga mengatakan untuk tidak menunggu situasi mata semakin parah. Lakukan intervensi sedari dini agar rabun jauh tidak semakin parah di kemudian hari.