2 Peristiwa yang Membuat Nabi Muhammad SAW Sedih Sebelum Melakukan Isra Miraj
Di balik peristiwa Isra Miraj, terdapat dua peristiwa besar yang dialami oleh Rasulullah Muhammad SAW yang membuatnya bersedih.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Sri Juliati
"Abu Thalib punya pengaruh luar biasa kuat di Mekkah, secara politik, secara sosial sangat dihormati," terang Sulhani yang juga Katib Syuriah PCNU Sukoharjo ini.
Baca juga: 60 Ucapan Selamat Isra Miraj 1442 H, Kamis 11 Maret 2021 dalam Bahasa Indonesia, Inggris, & Gambar
Baca juga: Isra Miraj, GP NasDem Kampanyekan Islam Rahmatan Lil Alamin
Karena cintanya kepada Rasulullah, apapun yang dilakukan oleh Nabi Muhammad, selalu mendapatkan perlindungan kuat dari Abu Thalib.
Ketika Abu Thalib masih hidup, orang Quraish masih ada rasa sungkan untuk menggangu Nabi.
"Ketika dua sosok yang dekat dengan Nabi Muhammad itu wafat, Nabi saat itu mengalami kesedihan hingga saat itu dikenal tahun 'Ammul Huzni'," jelas Sulhani.
Selain meninggalnya dua sosok terdekat dari Nabi ini, saat itu umat Islam juga sedang mengalami situasi yang kurang baik akibat adanya embargo.
"Ada situasi yang lain, masyarakat Islam di Mekkah saat itu sedang mengalami beberapa embargo ekonomi dan embargo sosial, jadi akses ekonomi ditutup oleh pemegang kekuasaan di Mekkah," ungkapnya.
Setelah berbagai peristiwa itu, lalu Rasulullah mendapat suatu hiburan berupa Isra Miraj.
"Situasi ini kemudian Allah memberikan satu penghiburan luar biasa yang bernama Isra Miraj."
"Salah stau tujuan besarnya adalah menguatkan pribadi rasulullah yang kala itu adalah masa yang luar biasa," jelasnya.
Hal lain, diperjalankannya Nabi Muhammad, adalah ditunjukkannya kebesaran Allah di beberapa tempat hingga kemudian mendapat perintah untuk mengerjakan shalat.
Sulhani menerangkan, riwayat dalil mengenai Isra Miraj ini terdapat pada Surat Al Isra' yang artinya.
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah diberkahi sekelilingnya oleh Allah agar Kami perhatikan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (QS Al Isra:1).