Makanan yang Penting untuk Cegah Stunting, Orangtua Harus Tahu!
Selama ini para ibu umumnya agak memaksa anak-anak mereka mengonsumsi sayur. Tapi ada yang lebih penting dari itu untuk tumbuh kembang mereka.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama ini para ibu umumnya agak memaksa anak-anak mereka mengonsumsi sayur.
Memang memasukkan sayur ke dalam menu makanan anak tentu amatlah bagus untuk kesehatan mereka.
Hanya, ada satu dari sekian banyak kandungan nutrisi yang lebih penting dikonsumsi oleh anak. Terutama untuk tumbuh kembang anak, misalnya protein hewani.
Hal ini diungkapkan oleh Prof Dr dr Damayanti Rusli Sjarif, SpA(K). Para ibu salah kaprah dan lebih mengutamakan sayur mayur ketimbang jika menghadirkan protein hewani juga penting. Makanan yang mengandung protein hewani misalnya telur, ikan, daging hingga susu.
Padahal, sudah banyak penelitian yang menunjukkan jika protein dapat meningkatkan kualitas kognitif anak.
Bahkan dapat mencegah stunting yang dikhawatirkan oleh setiap orang. Jika protein hewani tidak dicukupi, maka otak tidak akan berkembang sempurna.
Baca juga: Penting Edukasi Gizi Sejak Remaja, Cegah Mereka Melakukan Diet yang Salah
Begitu pula pada tinggi dan berat anak. Biasanya akan jauh pada rata-rata anak normal.
Damayanti juga menyebutkan jika anak kekurangan protein hewani, maka perkembangan IQ pun dapat terhambat.
Oleh karenanya, orangtua harus memerhatikan kecukupan gizi dan protein sebelum lewat 1000 hari atau 2 tahun pertama.
Baca juga: Ini Akibatnya Jika Lansia Kekurangan Nutrisi, Risiko Patah Tulang, Infeksi Hingga Kelelahan
"Gangguan kognitif pada anak hamya dapat diantisipasi saat masih di usia tahun 2 tahun. Itu pun hanya bisa perbaiki 90% dengan kombinasi makan dan stimulasi. Setelah dua tahun, tetap ada kenaikan, tapi tidak pernah melewatinteman seusiayang tidak stunting," katanya dalam peluncuran "Frisian Flag Primagro" pada Kamis (15/4/2021).
Hal ini tentunya akan menjadi kendala saat sekolah dan seringkali kalah saing dengan anak yang lain. Saat dewasa akan sulit mendapatkan pekerjaan dan bersosialisasi. Sehingga secara bersamaan juga dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia pada negara.