Rumah Sehat dan Hijau Bisa Antisipasi Penyebaran Covid-19, Begini Konsep dan Panduannya
Rumah hijau dan sehat mampu mengurangi tingkat penyebaran tertular penyakit ISPA Termasuk memberikan kenyamanan penghuninya selama pandemi Covid-19.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
• Kenyamanan Spasial Ruang
- Luas bangunan yang layak dan nyaman untuk dihuni, baik untuk kesehatan psikologis
- Tata ruang yang dapat beradaptasi sesuai kebutuhan seperti ruang untuk bekerja atau belajar secara daring, area pintu masuk yang menyediakan area sanitasi dan ruang untuk karantina mandiri
• Konservasi Air
- Upaya konservasi air untuk menjaga kualitas air tanah dan mengurangi pencemaran
- Penggunaan area resapan air atau kolam retensi untuk menampung dan meneruskan air ke dalam tanah serta mengurangi banjir
• Pencahayaan Alami
- Meningkatkan keterikatan dan hubungan penghuni dengan alam yang baik untuk kesehatan mental dan psikologis penghuni
- Sinar matahari pagi juga banyak mengandung vitamin D untuk kekebalan imun tubuh dan memperkuat tulang
• Area Hijau yang Cukup
- Vegetasi alami berguna untuk ekologi dan untuk kesehatan fisik dan psikologi serta dapat menyaring polutan yang dapat masuk ke dalam rumah
- Semenjak pandemi, area terbuka dan hijau banyak diminati dikarenakan sirkulasi udaranya yang lebih bebas mengalir
- Area berkebun di rumah untuk tanaman sayuran, obat-obatan dapat membantu kontribusi swasembada dan kelestarian kebutuhan pangan rumah tangga
- Memanfaatkan sound barrier alami berupa pohon, untuk mengurangi kebisingan dari luar
Rekomendasi tata perilaku yang dianjurkan oleh Tim Mitigasi IDI sesuai dengan referensi dari National Institute for Occupational Safety and Health adalah dengan hierarki pengendalian risiko transmisi infeksi.
Vaksinasi dan 3T (untuk menghilangkan sumber bahaya secara fisik dan mengganti sumber bahaya), V-D-J-S : Ventilasi-Durasi-Jarak-Sirkulasi (untuk mengisolasi orang-orang dari sumber bahaya), 5M : Memakai Masker, Menjaga Jarak, Mencuci Tangan, Membatasi Mobilitas, Menghindari Kerumunan (untuk mengubah kebiasaan beraktifitas dan bekerja), serta Penggunaan APD bagi para pekerja yang disesuaikan dengan risikonya.
"Perlu adanya kolaborasi secara ketat mengendalikan agent-nya (SARS-CoV-2 / COVID19), lingkungannya, juga host-nya,” kata Ketua Tim Pedoman dan Protokol dari Tim Mitigasi PB IDI Eka Ginanjar di kesempatan yang sama