Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Pandemi Bisa Picu Depresi, Kenali Gejalanya

Pandemi Covid-19 telah berlangsung dua tahun. Suasana macam itu, tidak hanya mempengaruhi kondisi fisik, namun dapat mengancam kesehatan mental.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Pandemi Bisa Picu Depresi, Kenali Gejalanya
spectator.co.uk
ilustrasi depresi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah berlangsung dua tahun. Suasana macam itu, tidak hanya mempengaruhi kondisi fisik, namun dapat mengancam kesehatan mental.

Pemotongan gaji hingga pekerja yang dirumahkan kerap menjadi faktor seseorang merasa tertekan.

Tidak hanya itu, terkadang masalah juga muncul di rumah. Perselisihan keluarga menjadi juga menjadi pemantik timbulnya stres. 

Misalnya terjadi kesalahpahaman, kekerasan dalam rumahtangga hingga melihat pertengkaran pada orang-orang yang disayangi.

Baca juga: 3 Tips Mengelola Stres untuk Para Ibu yang WFH, Kawan Puan Perlu Coba!

Kematian dari orang-orang tersayang akibat Covid-19 juga dapat menimbulkan kekosongan dan tekanan terhadap mental.

Hal ini diungkapkan oleh psikologi klinis anak dan keluarga, Anna Surti Ariani.

Berita Rekomendasi

Menurut Nina, sapaan akrabnya, jika depresi terus dibiarkan tanpa ada penanganan serius, seseorang kerap merasa putus asa. Sehingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri. 

Namun, tidak semua gejala depresi dapat dikenali secara kasat mata.

Baca juga: Stres dan Gaya Hidup Picu Munculnya Tekanan Darah Tinggi Hingga Stroke

Biasanya, lanjut dia, orang yang mengalami depresi kerap menarik diri. Ia lebih banyak mengurung diri di dalam kamar. 

"Mencoba menarik diri dari lingkungan. Atau ketika lebih banyak berbicara soal kematian. Betapa indahnya kalau lepas saja dari dunia ini, terus tidak mau sedih lah menghadapi semua kondisi," kata Nina pada Tribunnews, Rabu (19/5/2021).

Selain itu ada pula usaha untuk menyimpan alat atau obat yang dipakai sebagai sarana mengakhiri hidupnya. Di tahap yang cukup serius, orang yang alami depresi berat bahkan melakukan beberapa riset.

DISCLAIMER: Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa. Anda bisa menghubungi .Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes (021-500-454)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas