Penggemar Layang-Layang Tumplek di Bali, Dongkrak UMKM
Pegiat layang-layang dari Sanur, Kadek Suprapta Meranggi atau yang akrab disapa Deck Sotto menginisiasi sebuah acara bagi pegiat layang-layang.
Editor: cecep burdansyah
Jangan malu dengan layang-layang ini, karena layang-layang dasar dari teknologi, dari Graham Bell, dari Wright bersaudara penemu pesawat terbang.
Bahkan Leonardo da Vinci, saya sering baca itu, dia pembuat dan seniman layang-layang hebat pada zamannya. Jadi jangan pernah malu. Layang-layang itu menjadi akar dari teknologi yang kita gunakan sekarang.
Setelah expo ini, apa yang Bli rencanakan lagi?
Kita memberikan fasilitas secara gratis dan buatkan blue print ini dengan harapan acara ini bisa juga dilaksanakan oleh STT, sekaa teruna, juga yayasan yang ingin mengadakan UMKM serupa dengan ini.
Ibaratnya kalau dalam kolam air tenang kita buang batu beratnya 100 kg maka akan mendapatkan riak air luar biasa tapi sekejap. Bagaimana kalau kita membuang batu 10 kg sebanyak 10 kali maka riaknya akan lebih panjang.
Apakah lomba virtual layang-layang akan digelar lagi?
Saya tidak tertarik lagi dan teman-teman tidak tertarik. Malah kita menyebut sebagai lomba spiritual, kita plesetkan. Sasaran utama saya berdasarkan keinginan teman Rare Angon adalah sebuah lomba offline.
Itu sedang saya siapkan. Di Jogja ada tanggal 23 ini, tapi saya tidak tahu ending-nya nanti. Di Bali juga ada kemarin, Canggu atau Berawa dan harusnya tanggal 23 ini digelar, tapi tidak dapat izin.
Saya tidak mau hal seperti itu terjadi. Sehingga persyaratannya sudah saya pikirkan matang. Sekarang masih proses. Kemarin pendekatan ke birokrasi dari UMKM ini dan beliau sudah melihat bagaimana dampaknya terhadap ekonomi.
Kapan rencananya lomba offline digelar?
Seharusnya minggu ketiga bulan Juni, sebulan sekali sampai Oktobner ada 5 lomba yang kita rencanakan. Cuma belum saatnya saya berbicara lebih, ya dan tidak itu tergantung pemerintah.
Tapi untuk detail dari pengajuan lomba offline sudah. Misal satu sekaa maksimal 2 layangan. Satu sekaa maksimum 10 anggota dan semua setor KTP sesuai kebutuhan CHSE yang pemerintah terapkan. Kalau kita diizinkan offline, sudah bangga banget.
Ya, apalagi dengan pencanangan Sanur sebagai green zone. Dalam proposal itu juga saya menyebutkan Sanur, Padanggalak, dan Mertasari sebagai tempat penyelenggaraannya yang juga sebagai daerah green zone.
Seharusnya pemerintah yang buat aturan green zone juga mengerti bahwa masyarakat sudah divaksin. Dan kalau itu persyaratannya, kita sudah melalui tahapan tersebut. (sup)
Baca juga: Gelar Turnamen Adu Layangan di Madiun, Gelasan Joksyn Lestarikan Tradisi
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.