Kampanye #KerenTanpaNyampah dan Refill Station Jadi Normal Baru, Diharapkan Kurangi Beban TPA
Dari catatan NPAP, ada sekitar 4,8 juta ton per tahun sampah plastik di Indonesia tidak terkelola dengan baik.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menurut catatan yang dikeluarkan The National Plastic Action Partnership (NPAP), ada sekitar 4,8 juta ton per tahun sampah plastik di Indonesia tidak terkelola dengan baik.
Misalnya, dibakar di ruang terbuka (48%), tidak dikelola dengan layak di tempat pembuangan sampah resmi (13%) dan sisanya mencemari saluran air dan laut (9%).
Fakta ini mendorong The Body Shop® Indonesia memperkuat komitmennya terhadap isu lingkungan dengan mengajak masyarakat untuk #KerenTanpaNyampah sebagai bagian dari gaya hidup normal baru yakni tidak membuang sampah kemasan kosmetik ke tempat sampah akan menjadi sebuah kebiasaan baru.
Baca juga: Dorong KLHK Buka Peta Jalan Atasi Sampah Plastik Sekali Pakai ke Publik
Kampanye ini tercermin dalam peluncuran penyempurnaan program Bring Back Our Bottles (BBOB) 2.0 yang hadir dengan konsep Full Circular Economy dan kehadiran Refill Station The Body Shop® dengan inovasi yang modern.
Kedua program di bawah ajakan #KerenTanpaNyampah ini diharapkan dapat mengurangi 2 Juta sampah botol kemasan sekaligus mengurangi beban di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA).
Suzy Hutomo, Executive Chairperson & Owner The Body Shop® Indonesia mengatakan, kampanye #KerenTanpaNyampah menjadi tema utama kami sebagai sebuah perusahaan yang sejak awal selalu menjalankan bisnis yang beretika dan selalu memasukkan faktor lingkungan dan sosial ke dalam setiap kampanye yang dijalankan.
"Kami semakin menyadari untuk mengambil peran aktif dalam menjadi solusi atas isu polusi plastik."
"Untuk itu, kami ingin terus mengedukasi dan juga melakukan kolaborasi serta langkah-langkah inovatif untuk mengatasi isu ini dengan menghadirkan Refill Station dan juga penyempurnaan program Bring Back Our Bottles 2.0,” kata Suzy saat konferensi pers daring, Selasa (14/9/2021).
The Body Shop® Indonesia mengajak konsumennya untuk mengembalikan kemasan kosong produk The Body Shop® ke toko-toko terdekat untuk didaur ulang dan hasil pengolahannya digunakan untuk pemberdayaan masyarakat.
Baca juga: Patut Dicontoh! Kisah Edy Suranta yang Sukses Sulap Sampah Jadi Karya Seni Bernilai Ratusan Juta
Sejauh ini, lebih dari 9 juta kemasan yang kembali dari konsumen, dan ini akan terus bertambah karena The Body Shop® selalu mengedukasi konsumennya untuk membawa kembali kemasan kosong yang sudah tidak digunakan.
Kali ini, BBOB dilanjutkan dengan cakupan yang lebih luas lagi, tidak hanya sekadar aksi mengembalikan produk, tetapi juga bagaimana mengedepankan inovasi dan terus menggalakkan konsep Full Circular Economy.
Gede Robi, seorang Musisi, Petani, dan juga Aktivis yang peduli terhadap lingkungan juga menggarisbawahi pentingnya praktek Full Circular Economy merupakan salah satu inisiatif yang penting dalam menjawab tantangan polusi plastik.
“Menurut data yang dikeluarkan oleh Ecoton, se-Indonesia khususnya Pulau Jawa, setiap tahun ada 8 juta ton sampah plastik, 3 juta ton bisa diolah, dan yang 5 juta ton yang tidak terkelola, ada yang dibuang, ditimbun, dibakar dan 2,6 juta ton dibuang ke aliran sungai.
Jika tingkat produksi dan konsumsi plastik saat ini berlanjut dan bahkan diproyeksikan terus meningkat, maka diperkirakan jumlah sampah plastik yang salah kelola di Indonesia pada 2025 akan meningkat lebih dari dua kali lipat.
Peran aktif produsen dan industri harus terus berinovasi untuk mencapai 100% produk plastik yang bisa didaur ulang, ataupun secara perlahan-lahan dapat menghapusnya sama sekali”, ujar Gede Robi.
Iqbaal Ramadhan, seorang Aktor, Musisi, dan Mahasiswa, juga menyadari bahwa peran masyarakat, khususnya generasi muda sangat krusial dalam menciptakan gaya hidup #KerenTanpaNyampah.
“Generasi muda sekarang, khususnya Gen-Z menurut saya sudah banyak yang mulai sadar akan pentingnya mengurangi konsumsi kemasan plastik sekali pakai, dan mereka pun sudah banyak mendengar tentang konsep Full Circular Economy.
Gen-Z juga sangat bergantung kepada kepraktisan dan kemajuan teknologi dan inovasi yang akan memudahkan mereka dalam menjalankan aksi kepedulian terhadap lingkungan ini," katanya.
Iqbaal senang dan setuju dengan hadirnya Refill Station dan program Bring Back Our Bottles 2.0 yang diusung oleh The Body Shop® Indonesia dan mungkin yang sedang ditunggu-tunggu oleh generasi muda yang menginginkan cara-cara praktis dan ekonomis, sehingga mereka juga dapat mulai menjalankan gaya hidup yang lebih sustainable dan ramah lingkungan.
Melalui Refill Station ini, The Body Shop® Indonesia ingin membuat gaya hidup yang berkelanjutan menjadi sebuah pilihan yang irresistible dan menarik bagi semua orang untuk mencobanya. Refill Station dengan inovasi yang lebih modern ini hadir di toko The Body Shop® Kota Kasablanka dan beberapa toko di kota lainnya pada tahun 2022.
Cukup dengan mengambil botol Aluminium isi ulang berukuran 300ml, Anda akan mendapatkan harga yang sama dengan membeli botol kemasan plastik berukuran 250ml.
Refill Station ini juga memungkinkan Anda untuk memilih 10 varian terbaik dan favorit The Body Shop® Indonesia seperti Shower Gel, Shampoo, Conditioners dan Hand Wash. Apabila sudah habis, cuci botol tersebut, dan silakan kembali ke Refill Station untuk isi ulang kembali.
“Harus kita akui bahwa di waktu dan situasi tertentu, kita tidak bisa menghindar dari mengonsumsi kemasan plastik sekali pakai."
"Namun kita dapat menyiasatinya dengan pengetahuan dan kesadaran kita akan pentingnya sistem pengelolaan dan manajemen sampah plastik, seperti mengumpulkan dan membuang kemasan plastik sekali pakai ke recycle center yang sekarang banyak tersedia, "kata Iqbaal.
Suzy Hutomo menyadari bahwa konsumen adalah pemangku kepentingan yang utama dalam program ini sehingga kami mengajak masyarakat, khususnya konsumen kami untuk mengembalikan kemasan kosong produk The Body Shop® dan brand kosmetik lainnya ke kami supaya siklus #KerenTanpaNyampah ini dapat terus bergulir.