Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Hasil Penelitian Ungkap Adanya Peningkatan Kesadaran Terhadap Bahaya Rokok Konvensional

Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan kesadaran masyarakat terhadap bahaya rokok konvesional.

Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Hasil Penelitian Ungkap Adanya Peningkatan Kesadaran Terhadap Bahaya Rokok Konvensional
DOK.
Ilustrasi rokok elektrik. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Malvyandie Haryadi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan kesadaran masyarakat terhadap bahaya rokok konvesional.

Hal ini menimbulkan keinginan para perokok untuk berhenti atau setidaknya beralih ke cara alternatif yang rendah risiko.

Menurut Direktur Global Forum on Nicotine (GFN), Gerry Stimson, saat ini ada sekitar 98 juta konsumen di seluruh dunia yang telah beralih ke produk tembakau alternatif yang lebih aman dibanding rokok.

"Bahkan di Jepang, penjualan rokok turun sepertiga sejak produk tembakau alternatif datang ke pasar. Produsen sekarang harus memastikan alternatif yang lebih aman terjangkau oleh konsumen di negara-negara LMIC (low and middle-income countries), bukan hanya konsumen di negara-negara berpenghasilan tinggi,” kata Gerry yang juga merupakan profesor di Imperial College London, Inggris seperti dikutip dari The Guardian, baru-baru ini.

Sejumlah penelitian juga menunjukkan adanya tendensi yang kuat bagi perokok untuk beralih ke produk tembakau alternatif yang lebih rendah risiko dan sepenuhnya berhenti merokok.

Riset Public Health England (2015) memaparkan bahwa produk tembakau alternatif memiliki risiko yang 95 persen lebih rendah dibandingkan dengan rokok.

BERITA REKOMENDASI

Adapun laporan The Global State of Tobacco Harm Reduction (GSTHR) bertajuk No fire, No smoke pada 2018 menunjukkan bahwa konsumsi produk tembakau alternatif telah berhasil menekan konsumsi rokok konvensional.

Laporan tersebut mengangkat contoh keberhasilan beberapa negara. Di Jepang pada periode 2017-2019, produk tembakau yang dipanaskan telah berhasil menurunkan angka perokok sebesar 27 persen.

Sementara di Swedia penggunaan snus juga telah mengurangi jumlah kejadian penyakit berbahaya terkait rokok, dan menjadikannya yang terendah di Uni Eropa kini.

Penelitian bertajuk Snus Cessation Patterns- a Long Term Follow Up of Snus Users in Sweden pada 2020 menyimpulkan 80 persen responden berhasil berhenti merokok dengan snus.

Baca juga: Kata Pengusaha soal Seruan Pembinaan Kawasan Dilarang Merokok di Jakarta

Baca juga: Jamin Keadilan Berusaha Bea Cukai Gelar Operasi Pasar Berantas Rokok Ilegal

Kemudian di Norwegia, penggunaan snus juga tercatat menurunkan jumlah perokok sampai 10 persen sejak 2008 sampai 2017. Adapula di Inggris jumlah perokok tercatat menurun sampai 5 persen sepanjang 2011-2017 berkat rokok elektrik.


Pencapaian ini didukung oleh sikap Pemerintah Inggris yang suportif terhadap produk tembakau alternatif, terlebih sejak Departemen Sosial dan Kesehatan Inggris mencanangkan Tobacco Control Plan pada 2017.

Tobacco Control Plan merupakan strategi jangka panjang yang dirancang Pemerintah Inggris untuk mengurangi konsumsi rokok secara komprehensif.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas