Hasil Penelitian Ungkap Adanya Peningkatan Kesadaran Terhadap Bahaya Rokok Konvensional
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan kesadaran masyarakat terhadap bahaya rokok konvesional.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Willem Jonata
Mulai dari aspek rantai konsumsi, kebijakan fiskal, sampai rehabilitasi. Salah satu implementasi stragei ini adalah pembukaan dua toko vape di rumah sakit oleh National Health Service (NHS).
Kebijakan ini dilakukan lantaran produk tembakau alternatif dinilai lebih efektif mengurangi angka perokok dibandingkan perawatan medis.
Baca juga: Larangan Anies Soal Pajang Produk Rokok Dinilai Hambat Dunia Usaha
Langkah progresif Pemerintah Inggris yang menyadari produk tembakau alternatif punya potensi besar bagi kesehatan masyarakat sudah banyak diterapkan di sejumlah negara.
Contoh positif ini juga perlu ditiru negara-negara lain, termasuk Indonesia. Konsumsi produk tembakau alternatif telah terbukti menjadi alternatif solusi mengurangi prevalensi perokok yang efektif.
Simbol Bangsawan sekaligus Perlawanan
Awalnya, konsumsi tembakau pernah menjadi simbol status sosial bagi bangsawan-bangsawan Eropa pada awal abad 16.
Adalah jasa dari Jean Nicot de Villemain, diplomat Kerajaan Prancis di bawah kekaisaran Raja Henry II yang membawa tembakau ke Prancis dari Portugis usai bertugas di sana. Namanya kemudian diabadikan sebagai nama zat yang terkandung dalam tembakau, yaitu nikotin.
Konsumsi tembakau semakin populer saat Jean Nicot memberikan snuff, tembakau giling yang dikonsumsi melalui rongga hidung, kepada Ratu Catherine de’Medicici, istri Raja Henry II. Ratu Catherine sangat puas dengan hasil mengonsumsi snuff, ia bahkan menobatkan tembakau sebagai Queen of Herbs saat itu.
Dari situlah dimulai ketenaran snuff di kalangan bangsawan Prancis yang kemudian menyebar di kalangan bangsawan Eropa, terutama di daratan Skandinavia seperti Swedia dan Norwegia.
Di Swedia, snuff dimodifikasi dengan cara ditambahkan garam dan sodium karbonat serta diberi perisa. Produk ini kemudian dikenal dengan nama snus dan menjadi salah satu produk tembakau non rokok tertua yang masih eksis sampai hari ini.
Beranjak ke tanah air, sejarah tembakau di nusantara juga memiliki sisi yang menarik. Ini terbukti dari kisah Roro Mendut yang menjadikan rokok sebagai alat untuk menghindari perkawinan paksa dengan Tumenggung Wiraguna, Panglima Perang Mataram, akibat kalah perang.
Penolakan Roro Mendut terhadap pernikahan tersebut membuatnya dihukum untuk membayar upeti bernilai tinggi. Menyiasati itu, ia kemudian berjualan rokok di wilayah Mataram.
Di luar dugaan dagangannya laku keras sehingga Roro Mendut sama sekali tidak kesulitan membayar hukuman upetinya. Dalam perkembangan cerita rakyat tersebut, Roro Mendut kemudian menjelma menjadi ikon rokok nusantara.
Nilai Ekonomi Tinggi
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.