Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Linda Amalia Sari Gumelar: Menjadi Perempuan Itu Harus Tangguh dan Mandiri

Linda Amalia Sari Gumelar  dan Tri Mumpuni hadir pada  acara Talkshow dan Webinar yang digelar oleh Professional Women’s Week 2021.

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Linda Amalia Sari Gumelar: Menjadi Perempuan Itu Harus Tangguh dan Mandiri
tangkapan layar zoom
Linda Amalia Sari Gumelar (kanan) hadir pada acara Talkshow dan Webinar yang digelar oleh Professional Women’s Week 2021, beberapa hari lalu. 

Kembali lagi Puni mengenang sosok ibundanya yang memiliki sosial tinggi.

“Kata ibu saya, Allah itu menciptakan lebih banyak kaum dhuafa dibanding orang yang lebih berkemampuan. Hal ini adalah sinyal dari Allah bahwa kita harus memperhatikan kaum dhuafa, dengan begitu pintu rejeki akan terbuka,” ujar Tri Mumpuni.

Semangat berbagi ini turut ditularkan Puni melalui program Patriot Desa yang  dijalankan bersama pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dalam hal ini Puni mengajak para  sarjana Teknik terjun ke desa-desa membantu masyarakat di desa-desa.

 “Program ini sudah berjalan 2 tahun, para sarjana ini  dikirim ke pelosok-pelosok, salah satunya Papua. Disana mereka mencari  tahu apa yang dibutuhkan masyarakat.  Cari tahu passion masyarakat yang akan dibantu, apa yang  mereka diinginkan . Sehingga program yang akan dijalankan benar-benar menjadi bagian dari diri mereka. Akhirnya mereka mau ikut terlibat dan menjaga.  Kita masih kekurangan manusia yang berkualitas yang mau tinggal di desa dan membangun desa itu dengan cara yang benar. Itu kuncinya di situ,” tutur Tri Mumpuni.

Jangan Jadi Perempuan ‘Disudut Ruangan’

Dilain pihak, Founder Yayasan Kanker Payudara Indonesia, Linda Amalia Sari Gumelar, pada sesi talkshow berikut, bertajuk Perempuan Bangkit saat Mengalami Perubahan Drastis dalam Hidupnya, mengatakan kaum perempuan dengan sifat dasar yang penuh kasih sayang sekaligus dengan karakteristik perempuan yang multitasking , tidak sulit bagi mereka untuk melakukan pekerjaan sosial ditengah urusan domestic maupun tuntutan pekerjaan.

Dalam hal ini, Linda mendorong kaum perempuan untuk mampu bangkit dari kondisi apapun bahkan  pada situasi drastis dalam kehidupannya.

BERITA REKOMENDASI

“Kaum perempuan harus sadar akan perannya dalam pembangunan yang setara dengan pria. Dan perempuan harus dimotivasi untuk mengeksplore dan meningkatkan kemampuan dalam setiap peran yang dijalankannya. Pesan saya jangan  terlalu lama berada di ‘sudut ruangan’ ketika Anda tengah berada pada posisi terendah dalam hidup. Berusahalah untuk segera bangkit, karena pada saat Anda merasa sendiri , saat terpuruk meratapi nasib maka matahari akan tetap bersinar di pagi hari, bulan akan tetap keluar di malam hari. Artinya  hidup ini akan terus berjalan, sehingga berusahalah untuk bangkit. Karena masih banyak hal positif yang dapat dilakukan,” jelas Linda Amalia Sari Gumelar.

Linda Amalia Sari Gumelar pribadi pernah mengalami titik terendah dalam hidupnya, tepatnya sekitar 25 tahun silam kala dirinya divonis menderita kanker payudara. Sementara saat itu dia dan sang suami, Agum Gumelar  tengah menikmati kesuksesan dalam karier.

“Saat itu usia saya 46 tahun karier sedang moncer, jadi anggota DPR dan memimpin organisasi Kowani, sementara itu Pak Agum juga sedang memiliki karier bagus di kesatuannya. Tiba-tiba vonis itu datang, hal itu membuat saya syok. Selama dua minggu saya hanya berdiam diri di kamar, nggak mau bertemu orang. Alhamdulillah suami dan anak-anak menguatkan. Selain itu saya juga ingat pesan Ibu saya bahwa menjadi perempuan itu harus tangguh dan mandiri,” kata Linda Amalia Sari Gumelar.

Istilah wanita ‘disudut ruangan’  menurut Linda adalah gambaran perempuan yang tengah terpuruk dan hanya meratapi nasibnya. Istilah tersebut diperolehnya dari sebuah nasehat yang disampaikan salah seorang sahabat terbaiknya.

“Beliau menasehati saya, jangan mau menjadi  perempuan yang hanya terdiam di sudut ruangan. Menurut beliau, perasaan sedih, marah, kecewa , syok adalah hal yang lumrah terjadi pada saat seseorang mendapatkan sebuah peristiwa tidak mengenakkan dalam hidupnya. Tapi jangan terlalu larut dalam suasana kesedihan itu,  bangkitlah berdiri. Lakukan sesuatu untuk segera lepas dari keterpurukan itu,” papar Linda.


Usai  mendengar  nasihat tersebut, Linda segera bangkit, segera memiliki keputusan untuk pergi melakukan pengobatan ke negeri Belanda. Karena pada saat itu fasilitas pengobatan kanker payudara di dalam negeri masih terbilang langka.

“Waktu itu saya mengikuti jejak sahabat saya,  Mba Rima Melati (aktris senior Indonesia-red) yang sudah sembuh dari kanker payudara, dia melakukan pengobatan ke sebuah rumah sakit di Belanda.  Pada saat itu saya memiliki nazar di dalam diri saya. Yaitu apabila Allah masih berikan saya umur yang Panjang, saya  berjanji akan membuat  orang lain , khususnya kaum perempuan untuk dapat sembuh dari kanker payudara. Alhamdulillah , qadarullah saya diberi kesembuhan, seperti doa saya agar dapat mendampingi suami dalam kariernya, mendampingi anak-anak hingga menyelesaikan sekolah, dapat menimang cucu. Sudah 25 tahun berlalu, saat ini usia saya sudah menjelang 70 Tahun,” urai Linda Amalia Sari Gumelar.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas