Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Sejarah Perayaan Maulid Nabi Pertama Kali sebagai Tradisi Umat Islam dan Nilai yang Terkandung

Berikut ini sejarah perayaan Maulid Nabi pertama kali sebagai tradisi umat Islam dan nilai yang terkandung; nilai spiritual, moral, hingga persatuan.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Sejarah Perayaan Maulid Nabi Pertama Kali sebagai Tradisi Umat Islam dan Nilai yang Terkandung
Dokumen Humas Pemko Banda Aceh
Ilustrasi perayaan Maulid Nabi dengan berbagi sedekah. 

Artinya:

“Sholahuddin-lah yang menaklukkan Mesir. Dia menghapus dakwah ‘Ubaidiyyun yang menganut aliran Qoromithoh Bathiniyyah (aliran yang jelas sesatnya, pen). Shalahuddin-lah yang menghidupkan syari’at Islam di kala itu.”[2]

Dalam perkataan lainnya, Ahmad bin ‘Abdul Halim Al Haroni rahimahullah mengatakan,

فَتَحَهَا مُلُوكُ السُّنَّة مِثْلُ صَلَاحِ الدِّينِ وَظَهَرَتْ فِيهَا كَلِمَةُ السُّنَّةِ الْمُخَالِفَةُ لِلرَّافِضَةِ ثُمَّ صَارَ الْعِلْمُ وَالسُّنَّةُ يَكْثُرُ بِهَا وَيَظْهَرُ

Artinya:

“Negeri Mesir kemudian ditaklukkan oleh raja yang berpegang teguh dengan Sunnah yaitu Shalahuddin. Dia yang menampakkan ajaran Nabi yang shahih di kala itu, berseberangan dengan ajaran Rafidhah (Syi’ah). Pada masa dia, akhirnya ilmu dan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam semakin terbesar luas.”[3]

Sumber lain mengatakan perayaan Maulid pertama kali diprakarsai oleh Dinasti Fatimiyyun sebagaimana dinyatakan oleh banyak ahli sejarah.

Baca juga: Daftar Libur Nasional Terbaru: Selain Libur Tahun Baru Islam, Libur Maulid Nabi juga Digeser

Berita Rekomendasi

Nilai yang diperoleh dari Peringatan Maulid Nabi, dikutip dari Kemenkumham.go.id

1. Nilai spiritual

Nilai spiritual yang didapatkan dari perayaan Maulid Nabi adalah menumbuhkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad.

Ekspresi kegembiraan dalam perayaan tersebut merupakan ceriminan penghormatan terhadap Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad merupakan sosok Nabi yang membawa rahmat bagi seluruh alam. 

Sehingga, umat Islam wajib meneladani sifat-sifat terpuji Nabi Muhammad.

Dengan mengingat Maulid Nabi, maka hati akan tergerak mengucap shalawat Nabi dan amalan-amalan lain.

2. Nilai moral

Nilai moral yang dapat diambil dari perayaan Maulid Nabi adalah menyimak akhlak terpuji dari Nabi Muhammad SAW.

Adapun akhlak terpuji itu merupakan ajaran moral yang baik untuk seluruh umat manusia.

Kemudian, diharapkan umat manusia dapat mempraktikan sifat-sifat terpuji Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, nasihat dan pengarahan dari para ulama dalam perayaan Maulid Nabi juga dapat menjadi tuntunan dan bimbingan agama.

3. Nilai sosial

Nilai sosial dari adanya perayaan Maulid Nabi adalah terjalinnya hubungan yang baik antar manusia.

Hubungan tersebut menggambarkan kerukunan umat Islam dalam membantu sesama.

Terutama bagi orang yang menyediakan hidangan dan jamuan bagi para tamu dari golongan fakir miskin.

Maulid Nabi bisa menjadi tradisi untuk mensyukuri rahmat Allah yang diberikan melalui perayaan Maulid Nabi.

4. Nilai persatuan

Nilai persatuan berkaitan erat dengan nilai sosial.

Nilai persatuan menggambarkan persatuan umat Islam dalam memperingati Maulid Nabi.

Umat Islam bersatu dalam suasana suka cita menyambut peringatan kelahiran Nabi Muhammad.

Selain itu, Maulid Nabi juga mengingatkan tentang perayaan Maulid Nabi pada masa Perang Salib yang dapat mempersatukan kekuatan dan kebersamaan para pejuang Islam.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Hukum Memperingati Maulid Nabi

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas