Terlanjur Beli Fast Fashion, Dian Sastrowardoyo Usahakan Tak Jadi Sampah, Ini yang Dilakukannya
Fast fashion menuai pro dan kontra di tengah-tengah publik lantaran bahan-bahannya kerap merusak lingkungan.
Penulis: M Alivio Mubarak Junior
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mohammad Alivio
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktris Dian Sastrowardoyo mengungkapkan pandangannya terkait fast fashion.
Fast fashion adalah industri fesyen yang bergerak sangat cepat, dengan koleksi baru yang diluncurkan setiap minggu dan dijual dengan harga relatif murah.
Namun fast fashion menuai pro dan kontra di publik lantaran bahan-bahannya kerap merusak lingkungan.
"Waktu itu terlanjur membeli banyak fast fashion seperti itu, enggak apa-apa, tinggal ya itu kita harus mulai belajar cara merawat pakaian supaya berguna buat kita lebih panjang (pemakaiannya)," kata Dian saat ditemui di M Bloc, Jakarta Selatan, Jumat (26/11/2021).
Baca juga: Terlibat di Film Dokumenter Bara, Dian Sastro Harap Masyarakat Lebih Mencintai Lingkungan
Menurut Dian Sastro, yang terpenting adalah untuk mulai belajar cara merawat pakaian agar bisa berguna lebih lama.
"Misalnya bagaimana caranya kita mencuci baju yang benar agar (baju) tidak cepat rusak, sampai punya kebiasaan juga untuk memperbaiki, kalau ada yang rusak jangan langsung buang atau beli baru," ujar Dian.
Apabila baju yang sudah tidak terpakai, bintang film Ada Apa Dengan Cinta ini menyarankan agar fungsinya diganti tetapi tidak dibuang ke tempat sampah atau dibakar.
Selain bermanfaat untuk hal lain, juga tidak merusak lingkungan sekitar dari dampak pakaian yang sudah tidak terpakai ini.
"Kalau misalnya tidak bisa digunakan lagi, kita coba gunakan ke fungsi lain seperti dijadikan lap atau jadi bantal, upcycle untuk patch jaket jeans biar tidak boring, jadi dia bisa punya fungsi yang lebih panjang," tukasnya.
Untuk diketahui, industri fast fashion biasanya menggunakan pewarna tekstil yang murah dan berbahaya, sehingga dapat menyebabkan pencemaran air dan beresiko terhadap kesehatan manusia.
Contohnya poliester yang merupakan satu di antara bahan baku yang banyak digunakan industri fast fashion yang berasal dari bahan baku fosil, sehingga saat dicuci akan menimbulkan serat mikro yang meningkatkan jumlah sampah plastik.