Surat Al Kafirun Ayat 1-6: Tulisan Arab, Latin, Terjemahan Bahasa Indonesia, dan Tafsir Singkat
Berikut ini bacaan Surat Al Kafirun (Orang-orang Kafir) Ayat 1-6: Tulisan Arab, Latin, terjemahan bahasa Indonesia, dan tafsir singkat.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
Orang-orang kafir tidak menyembah Tuhan yang didakwahkan Nabi Muhammad.
Sifat-sifat Allah berlainan dengan sifat-sifat "Tuhan" yang orang kafir sembah dan tidak mungkin dipertemukan persamaan antara kedua macam sifat tersebut.
Baca juga: Surat At Tahrim Ayat 1-12: Bacaan Arab, Latin, dan Terjemahan dalam Bahasa Indonesia
4. Ayat 4:
Setelah Allah menyatakan tidak mungkin ada persamaan sifat antara Tuhan yang disembah oleh Nabi SAW dengan yang disembah oleh orang-orang kafir, maka dengan sendirinya tidak ada persamaan dalam hal ibadah.
Tuhan yang disembah Nabi Muhammad adalah Tuhan yang Mahasuci dari sekutu dan tandingan, tidak menjelma pada seseorang atau memihak kepada suatu bangsa atau orang tertentu.
Sedangkan "Tuhan" yang mereka sembah itu berbeda dari Allah.
Ibadah Nabi Muhammad hanya untuk Allah saja, sedang ibadah mereka bercampur dengan syirik dan dicampuri dengan kelalaian dari Allah, maka yang demikian itu tidak dinamakan ibadah.
Pengulangan pernyataan yang sama seperti yang terdapat dalam ayat 3 dan 5 adalah untuk memperkuat pendirian Nabi Muhammad.
Penegasan juga berfungsi membuat orang yang mengusulkan kepada Nabi SAW berputus asa terhadap penolakan Nabi menyembah tuhan mereka selama setahun.
5. Ayat 5:
Orang-orang kafir tidak menyembah apa yang disembah Nabi Muhammad dan tidak tunduk pada perintah dan syariat Allah ketika menyembah-Nya.
Sesungguhnya, orang-orang kafir menyembah tuhan dengan penuh kemusyrikan dan cara-cara yang mereka buat-buat berdasarkan hawa nafsu.
6. Ayat 6:
Ayat terakhir ini menegaskan tidak ada tukar-menukar dengan pengikut agama lain dalam hal peribadahan kepada Tuhan.
Allah meminta Nabi Muhammad menyatakan, agama orang-orang kafir adalah untuk mereka, yaitu kemusyrikan yang mereka yakini.
Kemudian, agama yang Nabi SAW anut adalah pilihan Allah untuknya, sehingga ia tidak akan berpaling ke agama lain.
Inilah jalan terbaik dalam hal toleransi antar umat beragama dalam urusan peribadahan kepada Tuhan.
Kemudian dalam ayat ini, Allah mengancam orang-orang kafir dengan firman-Nya yaitu, "Bagi kamu balasan atas amal perbuatanmu dan bagiku balasan atas amal perbuatanku."
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Bacaan lain terkait Al Quran